400 Ibu Hamil Suspek Covid-19 Dirawat di RSKIA Bandung Selama Pandemi Virus Corona
Tercatat, sekitar 400 ibu hamil dirawat di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung karena suspek Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tercatat, sekitar 400 ibu hamil dirawat di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung karena suspek Covid-19.
Dalam data yang dirilis Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar pun dinyatakan tercatat ada 35,24 persen dari total 105 tempat tidur di ruang bersalin khusus kasus Covid-19 yang terisi di berbagai rumah sakit di Jabar, pada 15 Juni 2021.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, mengapresiasi inovasi yang dilakukan RSKIA Bandung karena melayani ibu hamil yang terkena Covid-19.
Di sini, katanya, ibu hamil yang bergejala atau positif Covid-19 dengan segala penindakan dan fasilitas yang disiapkan, dirawat.
"Selama tahun ini, sejak rumah sakit ini dibuka, ada sekitar 400 ibu hamil yang suspek. Dari 400 itu, 260 yang positif terkena Covid-19. Itu artinya angka ibu yang hamil yang terkena Covid-19 hampir 60 persen dari suspek. ini menunjukkan Covid-19 sudah tidak pandang bulu, termasuk menyerang mereka yang hamil dan berisiko kepada anaknya yang dapat kena Covid-19," katanya saat mengunjungi RSKIA Bandung, Rabu (16/6/2021).
Mulai dari pemeriksaan ibu hamil yang suspek, penanganan ibu hamil yang dinyatakan positif, katanya, ditangani khusus RSKIA Bandung.
Kemudian jika ada ibu hamil yang positif atau suspek Covid-19 yang melahirkan, anak yang dilahirkan diperiksa kembali apakah termasuk yang suspek atau memang juga positif Covid-19 seperti yang dialami ibunya.
"Fasilitanya sangat lengkap, rencana menambah kapasitas dan nanti dapat dukungan dari pemerintah pusat, Kepala BNPB, dari kapasitas 100 menjadi 150 khusus yang menganani ibu hamil yang suspek dan juga untuk umum. Tapi yang umum dibatasi karena rumah sakit ini untuk ibu dan anak," katanya.
Muhadjir mengatakan, secara umum memang terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Jabar termasuk yang tinggi, termasuk empat provinsi yang mendapat perhatian khusus dari Presiden RI.
"Ini sebagian dari arus balik pascamudik. Kita tahu banyak sekali pemudik yang bandel, nekat, yang kemudian kembali ke wilayah tempat tinggal awal, membawa oleh-oleh Covid-19 dan menciptakan klaster keluarga," katanya.
Baca juga: Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara, Dua Mantan Pejabat Lembaga Negara Rugikan Rp137 Miliar
Di beberapa tempat, ditambah juga ada klaster acara keluarga, termasuk pernikahan.
Kemudian ada klaster ziarag karena ada beberapa daerah yang membiasakan setelah Lebaran sampai nanti menjelang Iduladha berziarah ke pemakaman.
"Seperti yang diumumkan Kemenkes, varian baru yaitu Delta yang berasal dari India, sudah masuk ke wilayah Indonesia. Karena itu mohon betul-betul dapat perhatian, mematuhi prokes, menjaga daya tahan tubuh," katanya. (*)