Tante Siksa 2 Keponakan dengan Sadis dari Potong Jari sampai Makan Kotoran, Dendam Suaminya Dibunuh
Dua keponakan yang menjadi korban keberingasan sang tante dan pamannya itu masing-masing berinisial ML (13 tahun) dan AL (11 tahun).
Sedangkan AL mengalami luka berat, patah tulang hidung dan banyak bekas luka ditubuhnya.
"Kita pengen tau sejauh mana psikologis si anak," kata Kasat Reskrim AKP Boy Marudut.
Bukan hanya korban AL saja yang dibawa ke psikologis, dua anak terduga pelaku juga ikut dibawa.
"Dua anaknya memang nggak ikut disiksa. Tapi tetap kita bawa ke Pekanbaru. Jadi ada tiga anak," katanya.
Pihaknya sendiri sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kuansing.
Diharapkan kedepannya, ketiga anak tersebut ditempatkan di panti asuhan.
"Kita sudah koordinasi dengan Dinas Sosial. Arahanya mau ditempatkan di panti asuhan," katanya.
Penyiksaan yang dilakukan kedua terduga pelaku ke kedua korban bisa disebut sadis.
kedua terduga pelaku sering memukul kedua korban dengan kayu.
Terduga pelaku DL sendiri menusuk kemaluan kedua korban dengan kayu bara.
Memukul mulut dan gigi korban dengan martil.
Terduga pelaku BNZ pun kerap memberikan makanan berupa kotoran manusia yang diambil dari lobang Water Closed (WC).
Korban AL sendiri dipukul terduga pelaku DL menggunakan fiber sehingga mengakami patah tulang hidung.
Sehari sebelum korban ML meninggal, terduga pelaku DL memotong jari tangan korban dan menyuruh korban tidur diluar pondok.
Keesokan harinya, korban diduga tidak sadarkan diri.
Namum masih bernafas. Kemudian kedua pelaku memasukkan korban kedalam karung dan menguburnya dibelakang pondok dengan jarak kurang lebih 150 meter dalam keadaan masih hidup (bernafas).
Dikarenakan lubang galian kubur kecil kurang tebih 100 cm x 50 cm sehinggi korban ML dikuburkan secara paksa dengan cara menginjak-injak agar tubuh korban muat didalam lobang tersebut.
Ternyata ada motif balas dendam dibalik penganiayaan dan penyiksaan yang dilakukan dua pelaku pada keponakannya tersebut.
Hal itu diungkapkan Kapolres Kuansing AKBP Henky Poerwanto SIK, MM didampingi Kasat Reskrim AKP Boy Marudut SH dalam rilisnya Selasa siang (8/6/2021).
Pembunuhan sadis pada ML ada unsur balas dendam.
Ada kaitannya dengan pembunuhan sadis suami DL sebelumnya yakni IH, yang terjadi pada Desember 2018 lalu.
"Berdasarkan keterangan pelaku DL, perbuatan kekerasan tersebut dilakukan didasari motif ada unsur dendam terhadap orang tua korban," kata Kapolres Kuansing AKBP Henky Poerwanto, SIK MM padq Tribunpekanbaru.com, Selasa (8/6/2021).
Saat ini, orangtua korban, BL, sedang menjalani hukuman penjara.
Ia divonis seumur hidup awal Oktober 2019 lalu oleh Pengadilan Negeri Teluk Kuantan.
Setelah ayah korban di vonis, kedua korban pun diasuh DL yang merupakan bibinya.
Ibu dari kedua korban sendiri sudah lama meninggal.
Ternyata DL masih menyimpan dendam pada orangtua korban.
Sehingga DL bersama suami barunya terus menyiksa korban sampai korban ML meninggal dunia dengan sadis.
(Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Kakak Beradik di Kuansing Disiksa Tante, Ini Kondisi Si Adik Setelah Kakak Tewas Dikubur Hidup-hidup