Juru Tulis Desa Tamatan SMA di Subang Ciptakan Incinerator Pemusnah Sampah Berbasis IoT
Suryanto Adisurya mencipatakan alat pemusnah sampah atau incinerator berbasis Internet of Think (IoT).
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TIBUNJABAR.ID, SUBANG - Berawal dari keresahan melihat tumpukan sampah, juru tulis Desa Bojonegara Kecamatan Tambak Dahan Kabupaten Subang, Suryanto Adisurya mencipatakan alat pemusnah sampah atau incinerator berbasis Internet of Think (IoT).
Suryanto Adisurya yang kesehariannya disibukan mengurus administrasi di Balai Desa Bojonegara tak kehabisan akal mengatasi masalah sampah di Kabupaten Subang.
"Semua diawali dari tempat pembuangan sampah di desa kami. Biasanya sampah yang menumpuk dibakar tapi warga sekitar memadamkan pembakaran sampah itu karena polusi," ujar Suryanto di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Subang, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Sering Ditinggal Suami Malam Hari, Ibu Muda istri PNS Tega Aniaya Bayi Berusia 15 Hari
Pada kesempatan itu, sedang digelar lomba Teknologi Tepat Guna (TTG).
Suryanto hanya juru tulis di kantor desa dengan tamatan SMA itu, kemudian berpikir keras menciptakan alat pembakaran sampah (Incinerator).
"Waktu itu saya mempelajari dari internet dan beberapa buku, kebetulam saya senang mencoba-coba," kata dia.
Ia membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk menciptakan alat tersebut.
"Kalau ini hanya prototipe, saya mencipatakan ini dari proses awal itu kira-kira 6 bulan, sampai akhirnya jadi dengan dua mode pengendalian," katanya.
Baca juga: Pelajar SMK Negeri di Subang Ciptakan Teknologi Pembasmi Serangga, Berbahan Murah dan Mudah
Yakni menggunakan remot dan memanfaatkan internet melalui Google assistant sehingga berbasis Internet of Think.
"Tenaga nya sendiri bisa pakai tenaga listrik maupun tenaga matahari karena menggunakan panel surya," katanya.
Karyanya sudah dipamerkan di desa nya dan diapresiasi langsung oleh Bupati Subang beberapa waktu lalu.
Rancangannya terbuat dari bahan drum yang dilapisi beton sebagai tungku pembakaran. Mesin dan aki ada di bagian belakang, yang juga nerfungsi sebagai channel pengendali mesin dengan remot dan Wifi untuk pengendalian menggunakan gawai.
"Kalau yang ini prototipe, satu kali pembakaran bisa muat tiga kubik sampah, jadi kalau beroperasi 24 jam bisa memusnahkan sampah rumah tangga dengan skala satu RT," katanya.
Mesin pembakaran sampah yang dibuatnya minim polusi. Setiap sampah yang dimasukan ke dalam tungku pembakaran akan dinyalakan melalui gawai secara jarak jauh ataupun menggunakan remot.
Baca juga: KRONOLOGI Prada Junifer Kahosadi Anggota TNI AD Berusia 21 Tahun Tewas Ditabrak Pebalap Liar
"Suhu dari pembakaran ditungku tersebut mencapai 500°C. Sisa pembakaran sampah ini juga bisa digunakan untuk pembuatan bahan papingblok, atau bata ringan," katanya
Untuk modal pembuatan mesin tersebut, kata Suryanto, ia menghabiskan biaya puluhan juta.
"Kalau yang mahal itu biaya eksperimennya, karena beberapa kali penyempurnaan dan perbaikan yang memakan waktu. Kalau sudah seperti ini paling hanya butuh satu minggu dengan biaya kurang lebih Rp 10 juta," ucap dia.
Saat ini, ia bersama pemerintah Desa Bojonegara sedang membuat mesin serupa dengan skala besar.
"Kami sedang menciptakan Incinerator ini di desa, skalanya cukup besar rencananya untuk membakar sampah rumah tangga satu desa," kata dia.
Baca juga: Ustaz Ujang Bustomi Ungkap Lokasi Semburan Lumpur di Desa Cipanas Cirebon Jadi Tempat Pesugihan
Jika diproduksi massal, Suryanto mengungkap harga pasaran Incinerator tersebut diperkirakan seharga Rp 15 juta.
"Kalau harga sebenarnya bisa sesuai pesanan nantinya, bisa juga kita buatkan tungku permanen, atau kalau mau seperti ini dengan dua mode pengendalian, mungkin di kisaran Rp 15 juta," ucapnya.