Tantangan di Tengah Pandemi, Perempuan Ini Sukses Bantu Pedagang Lain, Dapat Hadiah Tak Terduga

Di tengah pandemi Covid-19 perempuan ini membantu sejumlah pedagang nasi goreng untuk tetap berusaha

Editor: Siti Fatimah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Membuka kios kecilnya sejak 2001, Tuti Nurbaeti (54 tahun) seorang ibu dengan tiga anak di Bandung hanya memiliki niat awal untuk membantu perekonomian keluarganya.

Lewat lapak dagang kayu berluas 3x3 meter di daerah Cibeunying, Bandung, Tuti berhasil mengentaskan putra pertamanya lulus universitas, dan mengantar putri bungsunya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Lebih dari itu, ternyata lewat tokonya, Tuti berjasa besar membantu puluhan penjual nasi goreng keliling untuk bertahan hidup dan meneruskan usaha.

Baca juga: Mengunjungi Proses Produksi Usaha Rumahan Oleh-oleh Aromanis atau Rambut Nenek

Hampir 20 tahun yang lalu, Tuti memutuskan untuk berdagang setelah sang suami harus berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan pengukur jalan di sebuah perusahaan swasta.

Dengan mencairkan dana Rp 3 juta yang telah lama ditabungnya, Tuti mendapatkan lokasi toko tak jauh dari area kamar petak kontrakan di Sukapada, Kecamatan Cibeunying, Bandung.

Mendapati para penyewa kontrakan mayoritas merupakan penjual nasi goreng keliling, dari mulanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, Tuti mengalihkan fokus dagangan menjadi bahan baku pangan, seperti beras, minyak goreng, telur sampai mi telur. Suami Tuti pun melihat peluang dengan mengelola usaha suplai elpiji tabung bagi para penjual tersebut. 

“Saya memulai berdagang dari anak bungsu belum genap berusia setahun, masih di gendongan. Sekarang, ia sudah kuliah tingkat pertama, dan saya tidak terpikir untuk menutup toko. Dari lapak kecil ini, keluarga saya bisa hidup. Bahkan, saya dan suami bersyukur sekali sudah bisa menguliahkan dua anak pertama kami sehingga mereka mampu mandiri,” tutur Tuti Nurbaeti, pedagang sembako dan pemenang Kampanye Pesta Hadiah Emas (PEDAS) Mi ABC Selera Pedas.

Baca juga: Dukung Program 1000 UMKM, Wakaf Salman Berdayakan Tiga Pelaku Usaha Lokal

Tak hanya itu, tanpa ia sadari ternyata hadirnya toko memudahkan para penjual nasi goreng keliling di sekitar lokasi untuk meneruskan usaha mereka.

Apalagi sebagian besar merupakan perantau dari luar Bandung yang harus bertahan mencari nafkah di kota besar.

Tak jarang, para penjual nasi goreng keliling di sekitar toko Tuti mengalami kesulitan berbelanja bahan baku karena ketiadaan modal.

Tuti pun dengan ikhlas memberikan piutang bahan, bahkan terkadang pinjaman uang, agar mereka bisa lanjut berjualan.

"Sebagai sesama pengusaha kecil, saya merasakan apa yang mereka alami ketika dalam kondisi penuh keterbatasan. Terlebih di tengah pandemi seperti saat ini, dagangan para penjual nasi goreng keliling itu seringkali tak habis atau tak laku. Karenanya, dengan kemampuan yang ada, saya tergerak untuk membantu. Daripada meminjam modal dari tempat lain dan harus membayar bunga, lebih baik para penjual itu mengambil bahan baku dari toko saya secara kredit. Mereka bisa melunasinya dengan bertahap. Ini juga bentuk balasan kecil saya kepada mereka yang sudah menjadi pelanggan,” lanjut Tuti.

Tantangan pandemi juga dirasakan Tuti dan suami.

Baca juga: Produk UMKM Kini Bisa Masuk Apotek, Bantu Pelaku Usaha Kecil Menengah Saat Pandemi Covid-19

Biasanya omzetnya berdagang mencapai jutaan rupiah per bulan, tetapi kini hanya berkisar Rp 300.000 hingga Rp 1.000.000.

Meski demikian, penurunan pendapatan yang drastis tersebut tak menyurutkan tekad Tuti dan suami untuk terus membantu para penjual nasi goreng keliling pelanggan mereka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved