Larangan Mudik Lebaran
Jeritan Sopir Travel Indramayu Soal Larangan Mudik, Ekonomi Anjlok, Takut Anak Istri Mati Kelaparan
Salah satu yang merasakan adalah Edi Junaedi (43), warga asal Desa Segeran Kidul, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Hermawan Aksan
Menjadi sopir travel sudah ia geluti selama 9 tahun.
Dua tahun di antaranya, ia bekerja di tengah kemelut pandemi Covid-19.
Mewakili para sopir, Edi Junaedi berharap pemerintah bisa mengkaji ulang soal larangan mudik dengan mempertimbangkan banyak sisi.
Terlebih, menurutnya, selama ini orang yang melakukan perjalanan biasanya adalah orang sehat.
"Bukan hanya karena Covid-19 saja seharusnya yang membuat aturan (larangan mudik) ini dibuat, tapi tolong pertimbangkan hati nurani."
"Kita adalah muslim yang juga dianjurkan bersilaturahmi," ujar dia.
"Walaupun kami harus mati karena corona, kami yakin, kami adalah syahid tapi kalau seandainya anak istri kami mati kelaparan karena ketakutan."
"Itu adalah sesuatu yang tercela karena kami beralasan dengan sesuatu yang tidak pernah nyata," kata Edi Junaedi. (*)