Sunenti, TKW Asal Indramayu yang Sakit di China Masih Tak Bisa Pulang, Keluarga Minta Tolong Bupati
Walau sekarang ini kondisinya sudah berangsur membaik, Sunenti tidak bisa pulang, ia tertahan karena harus melunasi dahulu biaya rumah sakit.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti
Kejadian itu berawal saat Sunenti diimingi-imingi bekerja ke luar negeri oleh calo bernama Warkilah warga Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten lndramayu pada pertengahan Maret 2019.
Setelah berhasil membujuk Sunenti, calo tersebut dihubungkan PMI itu kepada perekrut bernama Merry perekrut warga Jatibening, Bekasi.
Pada awal April 2019, Sunenti diminta datang ke Bekasi, ia kemudian ditampung di tempat penampungan selama 2 minggu dan pada akhir April 2019 baru diberangkatkan ke China.
"Sunenti diberangkatkan ke China dengan rute perjalanan dari Bandara Soekamo-Hatta, Tangerang menuju Thailand, kemudian dari Thailand ke Vietnam, dari Vietnam kemudian ke Shanghai, China. Selang beberapa hari kemudian keluarga mendapat uang fee sebesar Rp 4 juta dari Merry," ujar dia.
Setibanya di Shanghai, China, Sunenti dijemput oleh perekrut bernama Dewi kemudian di tempatkan di salah satu kontrakan di kota Shanghai sambil menunggu dapat majikan.
Selang 1 bulan tinggal kontrakan itu, ia kemudian mendapat pekerjaan di kota Beijing, di sana Sunenti kurang lebih bekerja sebagai pekerja freelance (tenaga lepas).
Setelah kurang lebih dua tahun bekerja, Sunenti memutuskan kembali ke Shanghai untuk mengurus kepulangannya ke Indonesia.
"Namun pada saat ke berangkat kantor lmigrasi Shanghai, pada 10 Maret 2021
Sunenti tiba-tiba sakit kepala dan langsung tidak sadar atau koma, kemudian oleh
teman-temannya langsung dibawa ke Rumah Sakit," ujar Juwarih.