Kisah Samini, Rawat Anak Usia 19 Tahun yang Alami Kelainan dan Suami yang Harus Cuci Darah
Samini ibu tangguh dari Pangandaran yang harus rawat anak usia 19 tahun yang alami kelainan serta suami yang harus cuci darah akibat penyakit ginjal
Penulis: Padna | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Setiap harinya, Samini (42) si wanita tangguh ini selalu merawat anaknya Ikbal (19) yang memiliki kelainan sejak lahir.
Selain Ikbal, Samini juga merawat suaminya yang tergeletak tidak berdaya karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Ditambah, merawat adik Ikbal yang masih duduk di sekolah SMP.
Baca juga: Dari 70 Pekerja Hanya Tersisa 2, Pelaku Usaha Gamis Terpuruk Akibat Pandemi dan Banjir Produk Impor
Ikbal Maulana putra pertama dari Bp Endang Kusnadi (45) dan Ibu Sarmini (42) ini warga Dusun/Desa Paledah, RT 5/2, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Karena, kelainan yang diderita seorang remaja berusia 19 tahun ini, bobot tubuh remaja ini hanya seberat 12 Kg.
Untuk membatu pengobatan, ibu Samini hanya mengandalkan dari bantuan PKH dan juga kartu KIS dari pemerintah.
Baca juga: Sempat Kritis 8 Hari Karena Tertimbun Bata, Santri Korban Kecelakaan Truk Tabrak Madrasah Meninggal
Selain itu, ibu Samini tidak ada pendapatan lain terkecuali jika dibantu oleh sanak saudara.
Karena setiap harinya ibu Samini ini, disibukkan dengan merawat Ikbal dan suaminya.
Jadi, tidak ada waktu luang untuk mencari rezeki membantu kebutuhan keluarganya.
"Sebelum sakit, suami Saya biasa kerja serabutan di kampung, kadang juga pergi ke kota ketika ada pekerjaan," ujar Samini saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Serahkan Halte ke Dishub, Kontribusi dan Partisipasi Itenas dalam Pembangunan Kota Bandung
Namun sekarang, ungkap Samini, sudah 6 bulan suami Ia tidak bisa usaha.
"Belum dalam satu bulan, setiap dua kali sekali suami Saya harus cuci darah. Ya, semoga ada jalan keluar kang. Sudah bingung, saya mau ngomong apa lagi," ucapnya.
Sementara, Madlani (43) warga lingkungan setempat mengungkapkan, semenjak suaminya ibu Samini sakit dan tidak bisa bekerja, semua serba dikerjakan sendiri.
"Saya dan tetangga yang lain, biasa bilang dia (Samini) ibu tanggguh. Karena dia sabar merawat anak yang berkelainan dan suaminya yang sedang sakit."
"Padahal, keadaan ekonominya cukup memprihatinkan," katanya.
Baca juga: Masjid Al-Ukhuwwah Buka Baitulmaal, Melayani Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
Setiap hari, ibu tangguh ini tanpa lelah merawat anak dan suaminya.
Untuk memenuhi kenutuhan, keuangan yang diandalkan hanya bantuan dari pemerintah saja.
Itupun PKH, yang nominalnya Rp 300 ribu per bulan yang keluar uangnya hanya 3 bulan sekali.
"Lainnya, mau darimana coba? Kecuali dibantu dari pihak keluarganya dan warga lingkungan setempat. Karena, suaminya samasekali tidak bisa bekerja. Boro boro bisa bekerja, untuk ngurus badannya saja selalu mengeluarkan uang," kata Madlani.
Ia memohon, kepada para dermawan kalau ada rezeki sisakanlah untuk Ibu Samini sekeluarga karena memang perlu dibantu.
"Kasihan, apalagi dengan kondisinya sekarang ini," ucapnya.
Sementara,bantuan baru ada dari lingkungan Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Al-Mukhtar Paledah.
"Berupa beras dan uang alakadarnya dari urunan warga jamaah," kata Madlani.