Gempa Bumi

Hari Ini dalam Sejarah, Gempa dan Tsunami Mengguncang Jepang 11 Maret 2011, Sebabkan Bencana Nuklir

Setidaknya lebih dari 18.000 orang meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami tersebut, juga meyebabkan bencana nuklir terburuk kedua dalam sejarah

Foto Jiji
Warga Jepang berdoa di pesisir Arahama, Wakabayashi-ku, Sendai, Miyago Prefektur untuk memperingati 10 tahun gempa besar Jepang Timur, Kamis (11/3/2021). 

Hal ini membuat zona evakuasi diperluas hingga radius 20 kilometer dari PLTN. Tak hanya itu, terjadi pula sejumlah ledakan zat kimia yang merusak bangunan.

Materi radioaktif mulai bocor ke atmosfer dan Samudera Pasifik, mendorong evakuasi dan meluasnya zona terlarang.

Tingkat kerusakan terlihat jelas selama bulan-bulan berikutnya. Pemerintah Jepang akhirnya mengevakuasi semua penduduk dalam radius 30 km dari lokasi PLTN. Tak ada korban jiwa saat bencana nuklir terjadi.

Setidaknya 16 pekerja terluka karena ledakan, sementara puluhan lainnya terpapar radiasi saat berusaha mendinginkan reaktor dan menstabilkan PLTN.

Bencana Fukushima diklasifikasikan sebagai level tujuh oleh Badan Energi Atom Internasional, level tertinggi untuk peristiwa yang sama, dan menjadi bencana kedua yang memenuhi klasifikasi setelah Chernobyl.

Baca juga: Klaster Perkantoran Masih Muncul di Indramayu, Terbaru Klaster Kejaksaan Negeri

Pada 2012, Perdana Menteri Jepang saat itu, Yoshihiko Noda menuturkan bahwa negara turut andil atas bencana ini.

Pada 2019, pengadilan memutuskan pemerintah ikut bertanggung jawab dan wajib membayar kompensasi kepada para pengungsi.

Gempa susulan

Diberitakan Kompas.com, 14 Februari 2021, terjadi guncangan gempa berkekuatan 7,1 magnitudo di prefektur Fukushima, tak jauh dari bekas lokasi tsunami tahun 2011 lalu.

Gempa yang terjadi pada 13 Februari 2021 pukul 23.08 waktu setempat ini mempunyai pusat gempa di kedalaman 60 km di lepas pantai prefektur Fukushima.

Gempa ini membuat tingkat air pendingin mengalami penurunan di beberapa reaktor.

Meski demikian, pihak operator PLTN Fukushima Daiichi, TEPCO, mengklaim efeknya terbatas karena air berada dalam sistem tertutup yang tidak larut ke lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Kepergok Pasang DP Cewek di HP, Ferdi Kena Marah Nathalie Holscher hingga Langsung Diinterogasi Sule

Air tanah pegunungan yang bocor ke lapisan tanah di bawah reaktor dan menjadi radioaktif merupakan masalah utama setelah bencana.

Rembesan tersebut sebagian besar dicegah oleh "dinding es" dari tanah beku sedalam 30 meter dan panjang 1,5 kilometer yang diselesaikan di tahun 2018.

Hujan dan air lain yang digunakan untuk pendinginan terus menimbulkan masalah, dengan sekitar 140 meter kubik air radioaktif dihasilkan oleh situs tersebut setiap hari pada 2020.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved