Mahasiswa Unpad Ciptakan Masker Kain Dari Sekam Padi, Raih Juara Internasional, Ini Kelebihannya

Mahasiwa Unpad berhasil menggagas pembuatan masker medis yang salah satu bahannya memanfaatkan sekam padi dengan efektivitas setara masker medis

Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
trendhunter
ilustrasi- Mahasiwa Unpad berhasil menggagas pembuatan masker medis yang salah satu bahannya memanfaatkan sekam padi dengan efektivitas setara masker medis 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19 tak menghalangi mahasiswa untuk terus berprestasi. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Unpad ini.

Lima mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melihat kondisi pandemi Covid-19 membuat setiap orang wajib mengenakan masker sebagai tindakan pencegahan penularan Corona Virus.

Pemakaian masker juga cukup tinggi dan secara tidak langsung juga berimbas pada penuingkatan limbah dari masker tersebut khususnya masker sekali pakai.

Baca juga: Warga Kampung Batusapi Palabuhanratu Sulap Limbah Kayu jadi Meja, Kursi, hingga Lampu Hias

Menyikapi hal tersebut, para mahasiswa ini sekalipun ada alternatif penggunaan masker kain atau masker yang bisa dipakai berulang, ternyata kurang efektif menahan virus dari droplet maupun aerosol.

Karena itu, penggunaan masker medis tetap menjadi rekomendasi untuk menekan laju penularan Covid-19.

Kondisi ini mendorong lima mahasiswa tersebut mengembangkan gagasan penelitian mengenai masker kain dengan efektivitas yang serupa dengan masker medis.

Uniknya, masker karya mahasiswa ini dilapisi grafena yang berasal dari sekam padi.

Sebagai informasi, dikutip dari wikipedia, Grafena merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana setiap atom karbon memiliki ikatan sp² dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal seperti sarang lebah. Ia dapat dilihat sebagai sebuah jaring-jaring berskala atom yang terdiri dari atom karbon beserta ikatannya.

Sedangkan sekam padi merupakan  bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam. Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan, meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam.

Baca juga: Pemprov Jabar Tahun Ini Siapkan Rp 560 Miliar untuk Renovasi Rutilahu, Sekaligus Stimulus Ekonomi

Dikutip dari Unpad.Ac.id, para mahasiswa ini adalah Rifky Adhia Pratama (Kimia), Riska Kurniawati (Biologi), Farrel Radhysa Muhammad Zahdi (Biologi), Didi Permana (Fisika), Muhammad Naufal Ardian (Fisika) serta dibantu tiga dosen pembimbing, Dr. Diana Rakhmawaty Eddy, M.Si., Allyn Pramudya Sulaeman, MT., dan Yudha Prawira Budiman, M.Sc .

Kelimanya menggagas ide masker dengan kombinasi katun 60% dan poliester 40% serta dilapisi dengan lapisan grafena dari sekam padi.

Ide ini diwujudkan melalui riset yang masih berbasis literatur.

Saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad, Rifky selaku ketua tim menjelaskan, masker dengan komposisi 60% katun dan 40 % poliester diyakini mampu menghambat droplet dan aerosol dari luar.

Apalagi dengan ditambah dengan adanya grafena yang dilapis di bagian permukaan masker.

Berdasarkan literatur, lapisan grafena memunculkan sifat super hydrophobic atau sifat yang mampu menolak air. Ini dibuktikan dengan hasil pengukuran sudut kontak yang menunjukkan bahwa lapisan grafena memiliki nilai kurang lebih 141 derajat. Nilai ini melebihi acuan suatu material dikatakan hydrophobic, yaitu 90 derajat.

Baca juga: Jadi Salah Satu Solusi, Hamparan Eceng Gondok di Cirata akan Dijadikan Pupuk

“Karena nilainya sangat jauh melebihi 90 derajat, maka kita namakan super hydrophobic,” terangnya

Menilik sifat penyebaran virus SARS-CoV-2 yang bisa bertransmisi melalui droplet (percikan) dan aerosol, adanya efek super hydrophobic akan optimal memblokir droplet maupun aerosol. Baik dari luar masker maupun jika pengguna masker merupakan penyintas Covid-19.

Selain itu, efek lain dari lapisan grafena pada masker adalah memunculkan aktivitas fototermal.

Aktivitas ini memanfaatkan sinar matahari untuk mengatalisis suatu reaksi.

Rifky menjelaskan, ketika masker kain dilapisi grafena, data menunjukkan bahwa proses fototermal di masker bisa mencapai 80 derajat, sehingga mampu menginaktivasi virus.

“Berdasarkan data jurnal yang kami peroleh, protein spike pada virus SARS-CoV-2 sangat sensitif terhadap suhu tinggi, sehingga lapisan masker kain mampu hasilkan efek fototernal yang akan berpotensi menginaktivasi virus,” kata Rifky.

Baca juga: Waspada, Sulit Tidur dan Rambut Rontok Jadi Gejala Virus Corona? Berikut Penjelasannya

Grafena

Pemanfaatan grafena dari sekam padi merupakan potensi yang unik.

Sekam padi sendiri merupakan limbah yang kerap dihasilkan dari aktivitas pertanian.

“Kita tahu Indonesia merupakan negara agraris. Setiap produksi beras akan menghasilkan 20 – 30 limbah sekam padi,” ungkap.

Dari studi literatur ditemukan bahwa sekam padi mengandung 30 – 40 karbon, zat yang menjadi cikap bakal dari grafena. Sayangnya, potensi ini masih belum dimanfaatkan dengan baik. Sekam padi biasanya masih digunakan untuk pakan ternak.

Selain itu, tidak hanya sebagai pelapis masker kain, grafena dari sekam padi juga bisa dikomersialisasikan.

Sebabnya, grafena sendiri memiliki nilai jual yang tinggi di tingkat global.

Baca juga: Pemkot Bandung Terapkan Aturan untuk PKL Tegallega, Ada Potensi Pelanggaran Ditindak Tegas

Juara Tingkat Internasional

Rifky dan tim mengangkat riset literatur ini ke ajang internasional “ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair” , Januari-Februari lalu.

Hasilnya, tim berhasil memperoleh medali emas dan penghargaan “Best Innovation” untuk kategori inovasi sains dan lingkungan berdasarkan hasil kompetisi yang diumumkan secara virtual, Selasa (23/2) lalu.

Sebanyak 505 peserta dari 20 negara mengikuti kompetisi penemuan virtual yang diinisiasi lembaga Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan lembaga saintis lainnya dari berbagai negara.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved