Berstatus Anak Kondektur Bus, Daffa Mampu Membuktikan Diri, Lulus Kuliah dengan Status Cumlaude
Daffa Muhammad Dzubyan merupakan contoh nyata, keterbatasan ekonomi orang tua tak menjadi penghalang untuk berprestasi.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Daffa Muhammad Dzubyan merupakan contoh nyata, keterbatasan ekonomi orang tua tak menjadi penghalang untuk berprestasi.
Daffa merupakan anak seorang kondektur bus.
Namun, dia mampu membuktikan diri bisa berprestasi. Daffa menjadi satu di antara lulusan terbaik dari 1.190 lulusan dari program pendidikan sarjana, magister, dan, doktor Universitas Islam Bandung (Unisba) yang dilantik secara daring dalam prosesi wisuda gelombang II tahun akademik 2019/2020, Sabtu (20/2/2021).
Daffa kuliah di Prodi Hukum Ekonomi Syariah. Dia lulus dengan IPK 3,87 (cumlaude).
Daffa mengaku, perjuangannya selama empat tahun mengenyam bangku kuliah, tidak dilaluinya dengan mudah. Hal itu berkaitan dengan beban biaya kuliah.
Tak berlatar belakang keluarga berkecukupan, Daffa mampu membuktikan diri.
"Ketika pertama masuk kuliah itu bisa dibilang nekat juga karena saat itu kondisi ekonomi keluarga saat itu sangat terbatas. Apalagi bapak yang berprofesi sebagai kondektur bus dengan penghasilan yang tidak tentu. Tapi karena keinginan saya untuk bisa kuliah dan didukung orang tua, akhirnya orang tua terpaksa pinjam sana sini untuk bayar kuliah tahun pertama," ujar Daffa saat dihubungi melalui telepon Senin (22/2/2021).
Baca juga: Mahasiswa Disuruh Jaga Anak Setahun Malah Nonton Video Dewasa, Ini yang Kemudian Terjadi
Baca juga: KECELAKAAN MAUT, Mobil Avanza Hancur Setelah Tabrakan dengan Bus Intra, Sembilan Orang Meninggal
Anak pertama dari tiga bersaudara tersebut mengatakan, melihat kondisi ekonomi keluarga seperti itu, justru memotivasi untuk dapat mencari cara agar tetap mengenyam bangku kuliah. Namun, dia enggan terlalu membebani keluarga.
Ia pun mencoba peluang beasiswa yang disediakan oleh Unisba, yaitu Beasiswa Baitul Maal.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi namun memiliki kompetensi memadai dalam bidang akademik.
Selain itu, untuk mempertahankan beasiswa tersebut, mahasiswa juga dituntut untuk bisa meningkatkan hafalan Al-Qur’an di setiap semesternya.
"Waktu mau masuk tahun kedua atau semester tiga, saya mencoba untuk ikutan beasiswa Baitul Maal Unisba. Karena syaratnya hafalan surat Al-Qur'an, maka setiap waktu senggang saya mencoba untuk terus menghafal dan meningkatkan hafalan Al-Qur'an di setiap semester. Alhamdulillah, upaya yang saya lakukan itu berhasil membuahkan hasil (lolos beasiswa). Sampai saya lulus atau hingga saat ini saya hafal dua juz," ucapnya.
Meski telah mendapatkan beasiswa tersebut, namun hal itu tidak menutup seluruh kebutuhannya sebagai mahasiswa.
Ia pun mencoba mencari cara lainnya, dengan berjualan kue basah olahannya sendiri untuk kemudian dijajakan di kantin kampus.
Baca juga: Inter Milan Masih Punya Rasa Takut Setelah Gebuk AC Milan dengan Skor 3-0, Waspadai 2 Tim Ini
Baca juga: Hujan Lebat Diperkirakan Terjadi di Kota Sukabumi Siang Ini, Warga Diminta Waspada
"Kalau uang saku dari orang tua memang masih suka dikirim, tapi karena saya enggak mau terus membebani orang tua, maka saya berusaha semampu saya seperti berjualan kue ini. Untuk kebutuhan sehari-hari saja. Tentunya ada kepuasan dari upaya yang saya lakukan, yaitu bisa beli kebutuhan sendiri dengan hasil keringat sendiri," ujar Daffa.
Daffa menambahkan, selain kondisi keterbatasan ekonomi, keluarganya juga tidak memiliki rekam jejak latar belakang pendidikan yang tinggi.
Namun, lagi-lagi, itu justru memotivasi dirinya untuk dapat melampaui tantangan tersebut dengan giat belajar dan meraih gelar sarjana tepat waktu.
Bahkan, ia berharap, perjuangan yang dilaluinya akan mengantarkannya pada suatu jenis pekerjaan yang mapan dan mampu meringankan beban orang tuanya dalam upaya memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya.
"Suatu saat nanti, saya akan membuktikan diri bahwa niat dan kerja keras perjuangan saya lakukan, akan mampu mengangkat derajat orang tua dan keluarga kami," katanya.
Ayah Daffa, Utep Rodiana, mengungkapkan sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua menjadi tulang punggung bagi keberlangsungan hidup anak-anaknya termasuk dalam membiayai pendidikan.
Menurutnya, dalam keadaan apa pun orang tua harus mengusahakan yang terbaik demi mewujudkan cita-cita anaknya.
“Saya mendukung anak saya kuliah dan saya berpesan kepada orang tua lain, meskipun tidak punya biaya, jika anak ingin sekolah, sekolahkan terus. Jangan takut tidak punya biaya karena jika niatnya baik insya Allah ada jalannya,” katanya.
Rektor Unisba, Prof Edi Setiadi, mengatakan, pelantikan wisudawan kali ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Baca juga: Nissa Sabyan Bantah Menikah Siri dengan Ayus, Ayahnya Jelaskan Umi Adalah Panggilan di Rumah
Meski demikian, dia mengajak kepada wisudawan untuk tidak menyesalinya karena banyak hikmah yang sangat besar walaupun tidak disadari.
“Suasana seperti ini tidaklah perlu diratapi terus-menerus akan tetapi kita harus tetap bersabar, berpikir dan mencari solusi,” ujarnya dalam sambutan prosesi wisuda gelombang II tahun akademik 2019-2020, Sabtu (20/2/2021).
Menurutnya, dalam suasana wabah ini dan datangnya era Industri 4.0, sesungguhnya menyajikan peluang yang sangat menjanjikan untuk para lulusan.
Sehingga, menurutnya, wisudawan harus memiliki kejelian melihat berbagai peluang di balik rintangan dan tantangan yang mengadang.
“Carilah inovasi dan tetaplah dengan semangat menyongsong hari depan, sehingga Anda tidak akan terbelenggu dan tergilas oleh kemajuan zaman di era Revolusi 4.0,” ucapnya.
Edi Setiadi berpesan agar seluruh wisudawan dan alumni untuk selalu menjaga nama baik Unisba dengan bekerja baik dan berkarya sepenuh hati karena kebesaran dan keberhasilan alumni akan membawa dampak positif dan menambah kebesaran Unisba.
“Perlihatkanlah bahwa Anda lulusan Unisba yang akan merekah di dalam hati masyarakat bagaikan sekuntum mawar yang tak akan pernah kuncup untuk terus menebarkan aroma semerbak dalam hati sepanjang masa. Jadilah Anda semua itu sebagai mutiara dalam setiap kehidupan umat,” katanya.
Baca juga: Kegalakan Ayu Ting Ting Ternyata Tak Ada yang Bisa Menandingi, Keturunan dari Umi Kalsum
Pada wisuda kali ini, lulusan terbaik dengan IPK tertinggi diraih oleh Intan Setiasih dari Prodi Matematika FMIPA dengan IPK 3,96.
Sedangkan lulusan tercepat diraih oleh Ratih Prameswari Wulan Asih dari Prodi Manajemen FEB dalam waktu 3 tahun 4 bulan 16 hari.
Dan lulusan termuda diraih oleh Tasya Siti Hamidah dari F. Psikoligi dalam usia 20 tahun 6 bulan dan 10 hari. (*)