Gempa Bumi
5.000 Gempa Bumi Tiap Tahun, Begini Cara Jepang Ajarkan Mitigasi kepada Anak-anak
Pemerintah Jepang telah sejak lama melatih warganya untuk bersiap terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami.
Jika gempa bumi terjadi ketika siswa berada di kelas, anak-anak tersebut diajari untuk berlindung di bawah meja, dan berpegangan pada kaki meja hingga guncangan gempa selesai.
Setelah itu, guru akan membimbing murid-muridnya keluar dari gedung sekolah, dan memanggil nama siswanya satu demi satu, untuk memastikan setiap orang aman dan selamat.
Sementara itu, jika gempa terjadi ketika anak-anak tengah berada di lapangan sekolah, mereka dilatih untuk berkumpul di tengah lapangan, dan menjauh dari bangunan sekolah.
Terkadang, simulasi tersebut juga digelar dengan menggandeng pihak pemadam kebaran.
Para siswa bergantian mengikuti simulasi di ruangan khusus yang dirancang untuk memberikan efek guncangan seperti gempa sungguhan.
Kemudian, pada bangunan sekolah yang terdiri dari tiga lantai, anak-anak juga akan berlatih mengikuti jalur evakuasi dari lantai atas menuju lantai dasar.
Tidak hanya itu, simulasi juga dilakukan dengan mengajak siswa untuk membayangkan terjadi kebakaran saat terjadi gempa bumi.
Mereka diminta untuk mencari jalur paling aman agar bisa keluar dari sekolah.
Baca juga: VIDEO-Di Pelosok Cianjur Tak Ada Jembatan dan Jalan Hancur, Warga Naik Rakit Sampai Mobil Terjebak
Baca juga: Banjir Rendam Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Kabur, Satgas Covid-19 Lakukan Hal Ini
Lokasi terjadinya kebakaran selalu berbeda setiap simulasi, sehingga anak-anak dapat mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi.
Para guru dan siswa tingkat atas juga belajar melalui video, tentang bagaimana cara mengoperasikan alat pemadam api, yang selalu tersedia di setiap sekolah.
Sekolah sebagai tempat pengungsian Jika gempa bumi dahsyat terjadi saat jam pelajaran di sekolah, para siswa akan menunggu di sekolah dengan didampingi gurunya sampai seseorang dari rumah datang menjemput.
Hal tersebut dilakukan karena ada kemungkinan bahaya yang bisa terjadi ketika mereka memutuskan pulang ke rumah sendirian, atau tempat tinggal mereka rusak akibat gempa dan orang tua mereka telah mengungsi ke tempat lain.
Latihan menunggu di sekolah itu juga diajarkan di sekolah dalam simulasi gempa bumi.
Tidak hanya sebagai tempat simulasi, tepat setelah gempa tahun 2011 dan tahun 1995, banyak sekolah dasar dan sekolah menengah yang kemudian juga bisa difungsikan sebagai tempat pengungsian darurat bagi mereka yang kehilangan rumah.
Beberapa sekolah, bisa digunakan untuk menampung banyak orang selama beberapa bulan, sembari menunggu pembangunan perumahan sementara selesai dilakukan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerap Terjadi Gempa, Begini Cara Jepang Melatih Mitigasi Sejak Dini".