NASIB PILU Pariyem ART yang Kepergok Sedang Mengais Makanan dari Tong Sampah, Ini Kisahnya
ternyata didapatkan fakta bahwa Pariyem juga tak menerima gajinya selama bertahun-tahun dari majikannya.
"Gajinya sebagai pembantu selama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan," ujar Suharsono.
Bukan karena tak dibayar, majikan Pariyem mengatakan gaji tersebut ditabungkan agar Pariyem punya simpanan uang.
Adapun jumlahnya diketahui sebesar Rp 12 juta lebih.
Dalam mediasi tersebut, akhirnya disepakati gaji Pariyem dibayar oleh majikannya itu dan persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu, ada hitam di atas putih," terang Suharsono.
Pariyem mengaku kerap dipukul majikan
Dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com, ditemui di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborong, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Pariyem mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari majikan, khususnya majikan perempuan.
"Dulu saya sering dapat perlakukan kasar, dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu."
"Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul," ujar Pariyem.
Pariyem dipukul ketika ada pekerjaan rumah tangga yang dinilai tidak cocok oleh majikannya.
Baru tahu digaji Rp 300 per bulan
Selama bekerja sekira delapan tahun, Pariyem mengaku tidak menerima gaji.
Dia juga tidak tahu berapa gaji yang mestinya diterima tiap bulan.
"Kemarin dikasih (gaji) sekitar Rp 12 jutaan. Saya baru tahu, bilangnya digaji Rp 300.000 per bulan."
"Baru tahu (digaji Rp 300.000/bulan), memang enggak ada perjanjian dulu (waktu awal kerja)," ungkap Pariyem.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Ahmad Faisol)