Tetangga Tak Pernah Tahu Sosok Aisyah Humaira, Sudah Dicari Aparat Sejak Beberapa Bulan yang Lalu
Rumah yang ditinggali Asep bersama Aisyah alias Tanzeen di Jalan I H Djuanda sudah tak berpenghuni lagi.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Aisyah Humaira alias Tazneen Miriam Siliar, warga negara Inggris, yang kini didetensi Ditjen Imigrasi, Kemenkumham, pernah tinggal di Kota Tasikmalaya sejak tahun 2014.
"Yang bersangkutan pernah tinggal di Kota Tasikmalaya yakni di Jalan Ir H Djuanda," kata Kepala Disdukcapil Kota Tasikmalaya, Imih Misbahul Munir, saat ditemui, Kamis (4/2).
Imih mengungkapkan, beberapa bulan lalu pihaknya kedatangan tim intelejen pemerintah pusat menanyakan soal sosok Aisyah Humaira alias Umum Yasmin.
"Saat itu diperlihatkan sebuah KTP atas nama Aisyah Humaira. Kami kemudian melakukan verifikasi," kata Imih.
Dari hasil verifikasi langsung ke data base kependudukan Indonesia ternyata nama Aisyah Humaira dengan alamat Jalan Id H Djuanda tidak ada.
"Setelah kami lacak lebih jauh, kami meragukan keaslian KTP atas nama Aisyah Humaira tersebut," ujar Imih.
Namun Imih mengaku mendapat informasi bahwa Aisyah alias Tanzeen ini ada di Kota Tasikmalaya sejak tahun 2014.
Ia menikah dengan warga Jalan Ir Djuanda bernama Asep.
Tazneen alias Aisyah Humaira alias Ummu Yasmin merupakan istri dari Asep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmad anggota jaringan teroris Jamaah Islamiyah yang tewas pada 2014.
• UPDATE Anak Gugat Orangtua, Ini Upaya Deden Agar Tak Diusir RE Koswara, Ayah yang Dia Gugat
• Tazneen Miriam, Istri Teroris Itu Gunakan KTP Bodong Sejak 2014, Ini Nama-nama Aliasnya
Rumah yang ditinggali Asep bersama Aisyah alias Tanzeen di Jalan I H Djuanda sudah tak berpenghuni lagi.
Rumah sekaligus toko itu berada di komplek perdagangan dan perkantoran di tepi Jalan Ir H Djuanda.
"Seorang tetangga menyebutkan, sewaktu tinggal di Jalan Ir H Djuanda, Aisyah selalu mengenakan cadar sehingga tak pernah diketahui rupanya seperti apa," ujar Imih.
Terpisah, Sekretaris Kantor Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Yudi Kustiadi, menyatakan pihaknya tak bisa memberikan keterangan karena Aisyah tak pernah tercatat di kantornya.
"Kami tak bisa memberikan keterangan karena nama tersebut tidak ada pada kami. Kalau ada pasti masuk dalam pemantauan kami," kata Yudi.
Dapat Transferan dari Rekening Terafiliasi FPI
Polisi menemukan sebuah transaksi dari rekening yang terafiliasi FPI mengarah pada seorang istri teroris.
Temuan itu berdasar hasil analisa 92 rekening oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
• Kakek Koswara Pulang Digendong Karena Sakit, 3 Anaknya Cuek Tak Menghampiri
• Oknum Satpol PP Tusuk Pengamen Gara-gara Japrem Kurang, Bupati sampai Minta Maaaf
• UPDATE Anak Gugat Orangtua Rp 3 Miliar, Para Tetangga Bikin Petisi Dukungan untuk Kakek Koswara
• Perlukah Presiden Jokowi Balas Surat AHY Terkait Tuduhan Kudeta Partai Demokrat? Ini Saran Politikus
Polisi menyebut transaksi tersebut mengarah pada Tazneen Miriam Sailar, istri teroris Jamaah Islamiyah (JI) Asep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmad.
JI adalah jaringan teroris Asia Tenggara yang terkait Al-Qaeda.
JI adalah jaringan teroris yang dulu dipimpin Hambali, tahanan penjara Guantanamo dan dalang bom Bali dan bom JW Marriot.
“Jadi saya ulangi bahwa yang bersangkutan adalah istri dari seorang warga negara Indonesia atas nama Asep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmad dan yang bersangkutan telah meninggal dunia di tahun 2014,” ungkap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Rabu (3/2/2021) dikutip dari Kompas.TV.
Abu Ahmad tewas dalam pertempuran di Suriah pada 2014.
Tazneen sendiri adalah warga negara Inggris. Polisi masih mendalami peran Tazneen.
“Ini masih pendalaman, peran dari WN Inggris ini masih didalami. Jadi saya hanya katakan bahwa suaminya yang terlibat (terorisme), sementara peran dari istri saudara Asep Ahmad Setiawan masih didalami penyidik Densus 88," tandasnya.
Saat ini Tazneen Miriam masih berada di rumah detensi. Ia termasuk dalam daftar terduga teroris.
"Didetensi bukan ditahan. Perihal deportasi, Rumah Detensi (Imigrasi) Jakarta masih menunggu Kedutaan Besar Inggris untuk memfasilitasi," kata Kasubag Humas Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh.
Polisi juga masih terus mendalami analisa tiap rekening yang terafiliasi dengan FPI.
• Kakek Koswara Pulang Digendong Karena Sakit, 3 Anaknya Cuek Tak Menghampiri
• Oknum Satpol PP Tusuk Pengamen Gara-gara Japrem Kurang, Bupati sampai Minta Maaaf
• UPDATE Anak Gugat Orangtua Rp 3 Miliar, Para Tetangga Bikin Petisi Dukungan untuk Kakek Koswara
• Perlukah Presiden Jokowi Balas Surat AHY Terkait Tuduhan Kudeta Partai Demokrat? Ini Saran Politikus
“Yang terkait dengan PPATK ini kan ada 92, tentunya proses itu masih dianalisa. Pastinya, penyidik akan mendalami, mendalami itu kan satu per satu. Didalami apa keterlibatan daripada pengiriman rekening tersebut,” ujar Ramadhan.
Seperti diketahui, PPATK telah membekukan 92 rekening yang terafiliasi FPI. Langkah ini dilakukan untuk mencari keberadaan transaksi yang melanggar hukum.
Hal ini juga terkait pembubaran dan penetapan FPI sebagai organisasi terlarang.
(firman suryaman)