Meninggal, 2 Hari Tak Dapat ICU, RS Penuh, Kasus dan Kematian Covid-19 Naik, Ini Kata Epidemiolog
Penanganan pandemi virus corona di Indonesia belum terkendali terlihat dari kasus dan kematian Covid-19 naik
Angka kematian tinggi, persoalan serius Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan, tingginya kematian Covid-19 merupakan hal yang serius.
"Angka kematian ini sangat serius karena menunjukkan tingkat keparahan suatu pandemi atau wabah dan ini harus direspons dengan sangat serius," kata Dicky, kepada Kompas.com, Kamis (21/1/2021).
Menurut dia, ada 3 hal yang perlu dianalisis pemerintah untuk mencegah pertambahan kasus dan untuk memahami penyebabnya dengan lebih detail.
Baca juga: PSBB Proporsional di Bandung Diperpanjang, Ada Penambahan Area Buka Tutup Jalan, Ini Aturan Lainnya
1. Waktu
Pemerintah perlu bergerak cepat untuk mendeteksi kasus Covid-19 yang ada di masyarakat.
"Melihat tingginya kasus kematian, artinya ada keterlambatan dalam mendeteksi secara dini atau menemukan kasus secara cepat.
Mereka yang datang ke RS sudah dalam kondisi parah dan tidak tertolong," ujar Dicky.
Selain itu, tingginya angka kematian juga berkorelasi dengan angka kasus Covid-19.
Dengan demikian, jika dalam 2 minggu kasus meningkat 2 kali lipat, maka angka kematian juga bisa meningkat lagi.
Oleh karena itu, perlu tracing, walaupun jika kapasitas testing tidak tersedia.
Menurut Dicky, tracing tetap harus dilakukan.
2. Tempat
Pemerintah juga harus mencari tahu di mana kematian paling sering terjadi. Harus ada catatan mulai dari provinsi, kabupaten, kota, hingga desa.
Lalu, kematian paling banyak terjadi di rumah sakit, rumah, tempat kerja, atau di tempat lain.
Baca juga: Meski Kasus Covid-19 Tinggi, Pemkot Longgarkan Jam Operasional Mal dan Kafe, Boleh Buka Sampai 20.00
3. Orang