Jabodetabek Ada yang Mogok Dagang, Disdagin Bandung Pastikan Pedagang Daging Sapi Tetap Jualan

Disdagin Kota Bandung memastikan mayoritas pedagang daging sapi di pasar tradisional tetap berjualan, meski ada kenaikan harga dan aksi mogok jualan

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Siti Fatimah
nazmi abdurrahman
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung memastikan mayoritas pedagang daging sapi di pasar tradisional tetap berjualan, meski ada kenaikan harga dan aksi mogok jualan di sejumlah pasar di Jabodetabek.  

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung memastikan mayoritas pedagang daging sapi di pasar tradisional tetap berjualan, meski ada kenaikan harga dan aksi mogok jualan di sejumlah pasar di Jabodetabek. 

Kepala Disdagin, Elly Wasliah mengatakan, setiap Kamis pihaknya memiliki tim yang terjun langsung ke sejumlah pasar di Kota Bandung untuk memantau perkembangan harga kebutuhan pokok. 

Delapan pasar yang rutin dipantau harganya yakni pasar palasari, kosambi, sadang serang, kiaracondong, pasar baru, pasar ancol, pasar ujung berung dan cihaurgeulis. 

Baca juga: Takut Pelanggan Kabur, Pedagang Daging Sapi Tak Naikkan Harga, Tapi Minta Pemerintah Lakukan Ini

"Tadi saya sudah terjun ke dua pasar palasari dan kosambi, karena teman-teman pedagang di jabodetabek sudah mogok. Hari ini di kota bandung masih jualan, di kosambi dan palasari juga jualan, kecuali pasar ciroyom yang sudah tidak jualan," ujar Elly, saat dihubungi, Kamis (21/1/2021). 

Di Kota Bandung sendiri, kata dia, harga eceran tertinggi daging sapi potong itu normalnya berkisar di antara Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk daging impor (daging beku) berkisar di harga Rp80 ribu per kilogram.

"Mereka tidak berani (menaikan harga) karena takut ditinggalkan pembeli, harga Rp 120 ribu saja sudah berkurang pembelinya. Jadi, mereka (pedagang) memilih keuntungannya berkurang, dari pada menaikan harga," katanya. 

Baca juga: Pasokan Dari Australia Menyusut, Harga Daging Sapi di Jabar Naik, Beli Disini, Perkilo Rp 85 Ribu

Elly pun memastikan kenaikan harga daging sapi di Kota Bandung relatif wajar.

Sebab, kata dia, hingga saat ini para pedagang masih tetap berjualan di pasar. 

Salah faktor kenaikan harga daging itu, kata Elly, karena adanya penurunan angka pemotongan sapi di rumah potong hewan (RPH) yang ada di Kota Bandung

Dengan suplai yang berkurang, sambung Elly, harga pun mulai merangkak naik meski belum melonjak signifikan.

Selain itu, suplai sapi impor dari Australia pun berkurang, apalagi Kota Bandung sangat bergantung pada sapi impor.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Pedagang Daging Sapi Mogok Berjualan, Protes Melonjaknya Harga

"Jadi sapi lokalnya dibawah 10 persen, dari dulu porsinya impor itu tinggi, kebutuhan Kota Bandung itu banyaknya sapi impor," ucapnya.

Solusi dari kenaikan harga daging sapi ini, kata Elly, sangat bergantung pada pemerintah pusat yang memiliki kebijakan impor sapi dari Australia.  

Ia berharap pemerintah pusat dapat menstabilkan harga dengan mencari negara lain yang dapat mengimpor sapi lebih banyak atau meningkatkan ketersediaan sapi lokal agar tidak terus bergantung pada sapi impor. 

Baca juga: Atap Rumah Disulap Jadi Sawah, Lahan Terendam Banjir, Petani Ini Pilih Tanam Padi di Rumah

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved