Pasokan Dari Australia Menyusut, Harga Daging Sapi di Jabar Naik, Beli Disini, Perkilo Rp 85 Ribu
Pasokan daging sapi dari Australia menyusut memicu kenaikan harga daging sapi di Jabar dalam beberapa pekan ini
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat disebabkan oleh kenaikan harga sapi bakalan di Australia sejak tahun lalu. Selama ini diketahui kebutuhan sapi bakalan di Jawa Barat sebagian besar diimpor dari Australia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, mengatakan kenaikan harga daging sapi ini sudah dibicarakan bersama Direktur Perdagangan Dalam Negeri pada Kementerian Dalam Negeri RI.
Pemerintah, katanya, berupaya mengatur pasokan dan stabilitas harga daging sapi di pasaran.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Pedagang Daging Sapi Mogok Berjualan, Protes Melonjaknya Harga
"Memang stabilisasi itu dibuat dengan menyediakan ketersediaan pasokan dahulu, dan ini untuk menjaga agar harga tetap stabil di dalam negeri, walaupun dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya," kata Jafar melalui ponsel, Kamis (21/1).
Perlu diketahui, katanya, 90 persen kebutuhan daging sapi di Jawa Barat didatangkan dari Australia.
Sedangkan sisanya dari sapi lokal, baik dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, NTB, termasuk Jawa Barat sendiri.
Dengan ketergantungan yang besar terhadap daging sapi asal Australia, katanya, kondisi peternakan di Australia pun sangat memengaruhi harga sapi di Jawa Barat.
Baca juga: Kasus Penusukan Anggota Kelompok Motor di Cimanggung Berakhir Damai, 4 Tersangka Masuk Bui
Seperti diketahui, di Australia sendiri kenaikan harga sapi sudah terjadi pada Juli 2020 sampai berharga USD 3,6 per satu kilogram bobot hidup atau bakalan.
Kemudian pada Januari sudah di angka USD 3,9 per satu kilogram sapi hidup.
"Jadi memang kenaikan harga sejak Juli sampai Januari itu sudah mencapai Rp 13.000 per kilogram dari harga sebelumnya. Jadi kalau ini untuk waktu ke depan, diharapkan tidak ada kenaikan lagi. Dengan ya kembali lagi ke Rp 120 ribu per kilogram ya," katanya.
Kenaikan harga ini, katanya, tidak bisa dihindari karena harga jualnya di Australia sudah tinggi.
Baca juga: DUA Gempa Bumi Melanda Morowali Sulawesi Kamis Siang Ini, Kekuatannya Hampir Sama, Berpusat di Laut
Kemudian populasi sapi di Australia sendiri sejak 2019 terjadi penyusutan akibat kebakaran hebat dan banjir.
"Ada kebakaran ya, kemudian pada tahun 2020 terjadi banjir besar. Ini menurunkan populasi sapi sendiri di Australia hampir 24 persen, sehingga ke kita menjadi lebih sedikit," katanya.
Di sisi lain, katanya, permintaan daging sapi dalam negeri sekarang juga tidak terlalu besar akibat pandemi Covid-19.
Jumlah pemotongan sapi di Jawa Barat juga cenderung berukurang.