Takut Pelanggan Kabur, Pedagang Daging Sapi Tak Naikkan Harga, Tapi Minta Pemerintah Lakukan Ini

Pedagang sapi di Kosambi Bandung tidak akan naikkan harga daging sapi karena khawatir para pelanggan akan kabur

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Siti Fatimah
nazmi abdurrahman
Pedagang sapi di Kosambi Bandung tidak akan naikkan harga daging sapi karena khawatir para pelanggan akan kabur 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga daging sapi dari rumah potong hewan (RPH) mengalami kenaikan sejak akhir Desember 2020. Namun, kenaikan itu tidak diikuti pedagang dengan menaikan harga jual kepada konsumen.

Rizki (62), salah satu pedangan daging sapi di Pasar Kosambi mengaku tidak menaikan harga jual daging kepada konsumennya karena ia khawatir jika harga dinaikkan maka pelanggan akan kabur.

"Tidak bisa naik, pembeli akan protes kalau naik, tapi kondisi harga memang sekarang naik, dan harusnya dinaikkan lagi. Tapi kondisinya sudah gini," ujar Rizki, di Pasar Kosambi, Kamis (21/1/2021).

Baca juga: Pasokan Dari Australia Menyusut, Harga Daging Sapi di Jabar Naik, Beli Disini, Perkilo Rp 85 Ribu

Praktis sejak harga daging sapi dari RPH naik, Rizki dan pedagang lainnya mendapat untung sedikit dibanding biasanya.

Sebab, Ia memilih menjual dengan harga normal ketimbang harus kehilangan para pelanggannya.

Saat ini harga daging sapi yang dijual Rizki perkilogramnya berkisar Rp120-125 ribu rupiah, untuk harga sengkel paha Rp 120 ribu per kilogram, paha belakang dan sirloin seharga Rp125 per kilogram dan daging khas dalam seharga Rp150 ribu rupiah per kilogram.

Baca juga: Intensitas Hujan Tinggi Guyur Karawang Sejak Dini Hari, BPBD Sebut TMA Sejumlah Sungai Masih Aman

Sementara untuk harga tulang Rp 90 ribu per kilogram.

“Dijual dengan harga normal saja, tidak bisa naikin, karena pembeli juga banyak ngeluh. Otomatis ngurangin untungnya biasanya Rp 5 ribu sekarang jadi Rp 3 ribu saja, kalaupun dinaikin juga tidak ada yang belinya. Sekarang saja sudah sepi," katanya.

Terkait aksi mogok jualan seperti yang dilakukan pedangan di pasar Jabodetabek, Rizki mengaku masih menunggu arahan dari asosiasi pedagang daging.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Pedagang Daging Sapi Mogok Berjualan, Protes Melonjaknya Harga

"Kita belum ada arahan mogok jualan, kalau ada arahan mogok semuanya, saya ikut mogok," katanya.

Pun demikian dengan Yayah (52), pedagang daging sapi lainnya yang mengaku masih menjual daging sapi dengan harga normal, meski saat ini ada kenaikan daging di RPH.

"Kalau laku inginnya jual Rp 130 ribu perkilo, tapi tidak laku. Kasian juga ke para pembelinya. Apalagi dalam kondisi sekarang lagi Covid, biasanya pada pesen 5 kilo sekarang hanya sekilo," ujar Yayah.

Ia berharap pemerintah bisa menstabilkan harga daging lokal, jika perlu daging lokal dan impor harganya tidak perlu jauh berbeda.

"Pembeli cenderung beli impor, bagusnya daging lokal harga impor. Pembelinya jadi bertambah. Padahal kualitas lebih bagus yang lokal," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved