Syekh Ali Jaber Yakin Takdir Baik Tinggal di Indonesia, Sebut Menjadi WNI Istimewa Bisa ke Palestina
Satu di antara kenangan berkesan bagi Syekh Ali Jaber adalah tinggal di Indonesia. Cita-citanya sejak kecil ke Palestina bisa diwujudkan ketika ia di
Di sana ia mendapatkan kejadian tak terduga untuk mengisi qultum di bulan Ramadhan di hadapan perwakilan Dubes di beberapa negara itu.
Syekh Ali Jaber menceritakan SBY kala itu tak menyangka bila dirinya bisa berbahasa Indonesia.
Dari kejadian itu, lalu ia pun dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan mulai berbincang.
Syekh mengaku dalam perbincangan itu akhirnya mendapatkan perhatian dari SBY.
“Subhanallah, jujur saya kaget, karena sebelum takdir ini ada yang menawarkan untuk membantu menjadi WNI tapi bayar Rp 150 juta,
“Tapi Allah SWT kasih saya gratis, dan Presiden lagi yang menawarkan,” ujar Syekh Ali Jaber.
Dari takdir tak terduga itu, ia mengaku hingga teringat apa yang diucapkan SBY kepadanya.
SBY saat itu berharap dengan memudahkan menjadikan dirinya WNI agar bisa bermanfaat untuk Indonesia.
Saking selalu teringat pesan itu, ketika bertemu SBY di acara besar saling menyapa satu sama lain.
Namun di balik itu, Syekh mengaku menyadari ada tantangan yang berat yang dipikulnya.
Satu di antaranya, sebagai syarat menjadi WNI ia harus menyatakan mengundurkan diri dari Warga Arab.
Ia pun melakukan musyawarah di Madinah dan mendorongnya untuk yakin menjadi WNI.
Dengan mengucap Bismillah, ia berprinsip untuk menjadi bermanfaat di mana pun ia berada.
Dari sanalah, Syekh mengaku keputusan itu baginya menjadi takdir dan mengaku takdir tersebut baik.

Setelah itu, ia pun merasa mendapatkan kemudahan dalam perjalanannya berdakwah di Indonesia.
Terlebih saat itu ia sudah bisa menguasai bahasa Indonesia.
“Alhamdulillah, karunia dari Allah SWT bisa berbahasa Indonesia,”
“Berdakwah langsung, dari hati ke hati,”
“Ternyata menjadi WNI menjadi karunia dari Allah SWT,” ujarnya.
Lanjut Syekh menceritakan karunia lainnya juga datang menghampirinya.
Ia bisa mengundang Imam Besar Masjidil Aqsa ke Indonesia.
Dari sana ia pun mendapatkan perhatian dari Imam Besar Masjidil Aqsa karena pandai berbahasa Indonesia.
Hingga akhirnya, giliran dirinya yang diundang ke Palestina.
Dari sana ia mulai merasakan menjadi WNI istimewa di hati warga Palestina.
Sementara saat itu menjadi warga Arab ia tak bisa datang ke Palestina, namun setelah menjadi WNI ia justru dengan mudah datang dan diundang ke Palestina.
Tak cukup di sana, di Palestina ia diminta Imam Besar Masjidil Aqsa tersebut menjadi Imam Sholat di Masjid Al Aqsa tersebut.
Dari sanalah, sepenggal cerita berkesan Syekh Ali Jaber menurutnya takdir menjadi WNI, Warga Negara Indonesia yang ia syukuri.
Bahkan, hingga akhirnya hayatnya, Syekh Ali Jaber meninggal dunia sempat menginginkan dimakamkan di Lombok Indonesia, tempat sang istri Umi Nadia dan anaknya lahir.
Simak video selengkapnya: