KBM Semester Genap di Bandung Kemungkinan Tak Jadi Tatap Muka, Resminya Tunggu Wali Kota

"Untuk KBM semester genap, kami tetap usulkan PJJ berdasarkan masukan hasil gelaran FGD (Focus Group Discussion) kemarin, karena pertimbangan kesehata

Editor: Ravianto
tribunjabar/firman wijaksana
Di Tempat Lain Masih Belajar di Rumah, di SMAN 30 Garut Siswa Sudah Belajar Tatap Muka di Sekolah. Sekretaris Disdik Kota Bandung, Cucu Saputra mengatakan, alasan pihaknya tetap usulkan penerapan PJJ dalam KBM semester genap yaitu, pertimbangan kesehatan para peserta didik, serta kasus covid-19 di Kota Bandung yang belum membaik. 

"Kalau dihitung persentase, 1.743 itu sekitar 34,89 persen sekolah di Jabar siap melakukan tatap muka. Rinciannya SMA ada 12,13 persen, untuk SMK ada 21,32 persen dan SLB 1,44% dari jumlah total sekolah yang mengajukan. Ini baru sekolah yang mengajukan kesiapannya melalui sistem kami. Tapi rekomendasi baru dapat diberikan setelah hasil peninjauan kembali oleh Satgas Covid-19, cabang dinas, dan pengawas, nanti bila disetujui, bupati/walikota sebagai ketua Satgas COVID-19 setempat baru hal itu bisa di lakukan," ujarnya di Kantor Disdik Jabar, Kota Bandung, Senin (4/1/2021).

Oleh karena itu, kesiapan sekolah untuk menggelar KBM tatap muka bukan hanya didasari oleh kesiapan sarana dan prasarana yang mendukung dari sekolah tersebut, tapi juga tergantung dari keputusan dari kepala daerah masing-masing, sehingga pilihannya adalah tatap muka bisa dilakukan secara bertahap dengan prinsip sukarela dan tidak wajib atau tidak diizinkan sama sekali.

"Prinsip sukarela dan tidak wajib ini penerapannya secara parsial, misal di satu kecamatan diperbolehkan tatap muka, tapi di kecamatan lainnya yang berada di kabupaten yang sama, bisa tidak diizinkan KBM tatap muka, karena  berdasarkan rekomendasi dari satgas," ucapnya

Secara umum, kata Dedi, 12 wilayah yang mengajukan belajar tatap muka berada di wilayah kabupaten yang terkendala dengan sinyal internet. Di antaranya Kabupaten Purwakarta, Kuningan, Garut, Cirebon, Pangandaran, Ciamis, Banjar dan Subang.

Sementara 15 daerah lainnya akan melanjutkan pola belajar dari rumah (BDR) seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Bandung, dan Kabupaten Sumedang.

"Sampai kapan BDR akan dievaluasi? BDR seperti contoh, Kota Bandung, Depok mereka akan melakukan evaluasi kembali perkembangan COVID-19 pada awal Februari 2021, bagaimana kondisi yang akan dilakukan? baik BDR atau tatap muka akan tetap mengacu kepada simulasi yang kami lakukan, kurikulum penyederhanaan 2013, dikolaborasi di era darurat dan muatan lokal menerapkan kurikulum Masagi yang menerapkan muatan tematik," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved