Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe di Majalengka Makin Tercekik

Ada juga pabrik tempe yang memaksa hingga kini masih produksi walaupun harga bahan baku kedelai melambung.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yuliantoro
Suasana pembuatan tempe di pabrik di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Sejumlah pabrik yang memproduksi tempe di Majalengka terpaksa tidak memproduksi.

Sebab, harga kedelai belakangan ini mengalami kenaikan.

Hal itu membuat beberapa pabrik harus tutup sementara untuk mengurangi kerugian.

Baca juga: Berkonsep Modern dan Minimalis, Rumah None Tonjolkan Menu Kebab, Dimsum, dan Aneka Minuman Nikmat

Namun, ada juga pabrik tempe yang memaksa hingga kini masih produksi walaupun harga bahan baku kedelai melambung.

Bahkan, untuk menghindari kerugian yang cukup besar, pengusaha tempe menaikkan harga jual.

Meski, sebenarnya hal itu tidak menutupi kerugian hingga jutaan rupiah.

Suha (40), pengusaha tempe asal Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka salah satunya.

Baca juga: 9 Pilihan Mobil Bekas Harga Murah di Bawah 100 Juta di Bandung, Banyak Keluaran Tahun 2000-an

Dirinya terpaksa masih memproduksi membuat tempe ditengah harga kedelai naik.

"Agak bingung juga. Harga normal kacang kedelai itu sebenarnya Rp 7 ribu per kilo, namun kini Rp 9 ribu atau naik Rp 2 ribu. Kondisi seperti itu, artinya pendapatan menjadi menipis bahkan merugi," ujar Suha, Senin (4/1/2021).

Ia mengaku, pabrik tempe miliknya sempat tidak produksi karena hal tersebut.

Namun, untuk memenuhi permintaan pelanggan, pihaknya terpaksa memproduksi kembali tempe.

Sembari menaikkan harga jual tempe kepada pelanggan.

"Jadi saya menaikkan harga jual tempenya, yakni naik seribu per kilonya atau biasanya dijual Rp 20 ribu, kini menjadi Rp 21 ribu. Tapi, itu belum menutupi kerugian yang saya alami," ucapnya.

Baca juga: Masih Pandemi Covid, Rencana Belajar Tatap Muka untuk Siswa di Subang Belum Mendapatkan Kejelasan

Masih disampaikan Suha, setiap hendak memproduksi tempe, dirinya membeli bahan baku kedelai sebanyak 10 ton.

Namun, sejak kenaikan harga kedelai selama dua bulan terakhir, dirinya harus nombok atau rugi jutaan rupiah.

Ia pun, berharap pemerintah dapat memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.

"Ya semoga harapan saya kembali normal, sehingga kita sebagai pengusaha tempe enak, pelanggan juga enak, tidak ada yang dirugikan begitu," jelas dia.

Baca juga: Gisel Jadi Tersangka Kasus Video Syur 19 Detik, Wijin Tetap Bertahan, Ungkap 3 Sifat Kekasihnya

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved