Catat! Ini Tempat atau Lokasi Rapid Test Antigen yang Ada di Kota Bandung, Cek Juga Harganya
Bagi Anda yang sedang di Bandung dan ingin melakukan rapid test antigen untuk memastikan apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak, tak perlu bingung.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Bagi Anda yang sedang di Bandung dan ingin melakukan rapid test antigen untuk memastikan apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak, tak perlu bingung.
Pasalnya, semua klinik dan rumah sakit kelas B yang ada di Kota Bandung sudah dapat melayani rapid test antigen.
Adapun harga dari rapid test antigen di semua klinik dan rumah sakit tersebut pun sama, yaitu Rp 250 ribu.
Hal itu telah diinformasikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara.
Baca juga: INI ATURAN RESMI Wajib Rapid Test Antigen Penumpang KA Jarak Jauh di Jawa, Berlaku Mulai Besok
Baca juga: Daftar Lokasi dan Tempat Wisata yang Diwajibkan Bawa Hasil Rapid Test Antigen, Ada Operasi Yustisi
Baca juga: Rapid Test Antigen Calon Penumpang di Stasiun Kiaracondong Rp 105 Ribu, Dimulai Pukul 08.00 Besok
"Kalau itu (harga) sudah edaran," ujar Ahyani di Balai kota Bandung, Senin (21/12/2020).
Jika ada rumah sakit atau klinik yang mematok harga lebih dari Rp 250 ribu, warga diminta untuk melaporkannya.
"Kalau memang ada yang melanggar silakan dilaporkan. Semua sudah membaca," ujar Ahyani
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada dasarnya, rapid test biasa dengan rapid test antigen sama saja.
Tujuan dari rapid test antigen adalah untuk screening.
"Tapi rapid antigen ini level tinggi dari antibodi lebih bagus dan ini kebijakan pusat," ujarnya.
Perlu diketahui, warga luar yang datang ke Bandung dengan tujuan berwisata saat libur Natal dan Tahun Baru memang diwajibkan menunjukkan surat negatif rapid test antigen atau swab test PCR.
Keputusan itu akan diatur dalam Surat Edaran Wali Kota Bandung tentang protokol kesehatan saat perjalanan dan wisata, mengacu pada Surat Edaran Gubernur dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Jadi, warga yang datang dari luar dan masuk ke Bandung menggunakan kereta api atau pesawat, wajib menunjukkan surat negatif rapid test antigen.
Surat negatif rapid antigen itu, menjadi tanggung jawab masing-masing penumpang atau wisatawan.
"Kalau lewat darat hanya imbauan. Tapi begitu masuk ke tempat wisata, itu kena ke surat edaran gubernur, harus memperlihatkan negatif rapid antigen," katanya.
Namun perlu digarisbawahi, kebijakan itu hanya berlaku untuk warga luar yang hendak bertujuan untuk berwisata di Bandung.
Untuk warga yang bukan bertujuan untuk berwisata, tak perlu menunjukkan hasil rapid test antigen.
"Orang masuk ke Bandung bukan hanya mau wisata saja, ada yang mau berobat, ada yang mau bekerja dan mau apa. Jadi, pas masuk (Kota Bandung) diimbau, tapi pas masuk ke tempat wisata itu wajib memperlihatkan, itu dari edaran gubernur," ujarnya.
Baca juga: Syarat Rapid Test Antigen Bikin Bingung Calon Penumpang Kereta Api di Stasiun Kiaracondong
Rapid Test Antigen Calon Penumpang di Stasiun Kiaracondong Rp 105 Ribu
Setiap calon penumpang yang akan menaiki kereta api untuk perjalanan jauh dari Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, harus memiliki hasil rapit test antigen negatif Covid-19.
Pemberlakuan itu mulai besok, Selasa (22/12/2020).
Untuk calon penumpang, bisa melaksanakan test tersebut di Stadion Kiaracondong.
Tarif pemeriksaan rapid test antigen ini Rp 105 ribu. Rapid test dilaksanakan di halaman depan atau hall Stasiun Kiaracondong mulai pukul 08.00 WIB.
Hasil rapid test antigen itu sebagai syarat menikmati layanan transportasi umum. Ketentuannya, surat tersebut berlaku selambat-lambatnya tiga hari sebelum waktu pemberangkatan.
Aturan itu, sesuai dengan Surat Edaran Kemenhub No 23 Th 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian Selama Masa Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19.
Pada tahap awal, layanan tersebut tersedia di Stasiun Gambir, Pasar Senen, Kiaracondong, Cirebon Prujakan, Tegal, Semarang Tawang, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, dan Surabaya Pasar Turi.
Humas PT KAI Daop 2, Kuswardoyo, membenarkan, penerapan aturan wajib hasil negatif pada pemeriksaan rapid test antigen akan diberlakukan di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, mulai besok.

Di mengimbau agar calon penumpang kereta api tidak melakukan pemeriksaan secara mendadak jelang waktu keberangkatan.
Pasalnya, berdasarkan simulasi pelaksanaan rapid test antigen yang dilakukan pihaknya di Stasiun Kiaracondong, Senin (21/12/2020), dibutuhkan durasi pelaksanaan pemeriksaan tanpa antrean sekitar satu jam per orang.
"Jadi durasi yang dibutuhkan untuk proses pemeriksaan itu lebih lama dari pada rapid test sebelumnya (antibodi). Malahan dari hasil simulasi tadi untuk menangani satu pasien saja sampai hasilnya keluar, dibutuhkan waktu sekitar satu jam."
"Itu tanpa antrean. Kalau ada antrean seperti misalnya besok, pasti lebih lama lagi, diperkirakan bisa satu setengah sampai dua jam," ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (21/12/2020).
Melihat durasi pemeriksaan yang relatif lama, kata Kuswardoyo, pihaknya pun akan melakukan koordinasi lanjutan dengan petugas kesehatan pelaksana dan juga petugas keamanan di Stasiun Kiaracondong.
Sebab, dia tidak ingin pemeriksaan rapid test antigen ini justru menimbulkan antrean dan kerumunan baru yang berisiko terhadap penularan Covid-19.
Baca juga: Ini Syarat Layanan Rapid Test Antigen di Stasiun Cirebon dan Stasiun Cirebon Prujakan
"Tadi kita koordinasi di sana bagaimana untuk antrean kita atur bagaimana posisinya dan alurnya, sehingga tidak akan berpotensi menyebabkan kerumunan dan risiko penularan Covid-19," ucapnya.
Dia mengatakan, harga yang dipatok lebih murah dibandingkan dengan aturan Menteri Kesehatan.
Kebijakan tersebut, guna mempermudah para pengguna jasa transportasi kereta api untuk mendapatkan layanan kesehatan rapid test antigen sebagai syarat melanjutkan perjalanannya.
"Untuk teknis pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kami bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) karena sama-sama BUMN. Besok kami siapkan dua hingga tiga orang petugas kesehatan, kalau terjadi animo yang membeludak, maka kami tambah lagi lokasi dan petugas pelaksananya."
"Jangan sampai nanti malah berkerumun. Karena besok hari pertama, maka kami pun akan mengalokasikan atau menyediakan alat tes sebanyak mungkin, agar semua bisa terlayani," katanya. (Laporan TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman dan Cipta Permana)