Gara-gara Nyamuk, Wanita Indonesia Masuk Dalam 10 Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Sepuluh nama ilmuwan berpengaruh dunia 2020 dirilis jurnal ilmiah, Nature, baru-baru ini. Membanggakan, karena satu di antaranya dari Indonesia.

Editor: Giri
website UGM
Adi Utarini masuk dalam daftar 10 ilmuwan berpengaruh dunia 2020. 

Hasilnya, bakteri menundukkan virus dan mencegah nyamuk menularkannya ke manusia.

Telur dari nyamuk yang dimodifikasi kemudian ditempatkan di sekitar kota, seringkali di rumah orang.

Adi Utarini mengaku kaget saat mengetahui masuk dalam daftar 10 ilmuwan berpengaruh dunia versi jurnal Nature.

"Jujur di depan saya agak bingung, sempat kaget kok tahu-tahu bisa muncul di sana, tapi yang jelas rasa syukur yang sangat besar dan itu penghargaan terhadap seluruh tim penelitian Wolbachia," ujar Adi Utarini dikutip Kompas.com, Kamis (17/12/2020).  

5. Kepala Penelitian dan Pengembangan Vaksin Pfizer, Kathrin Jansen

Kathrin Jansen tahu dia mengambil risiko besar.

Ketika pandemi Covid-19 melanda, vaksin berdasarkan RNA adalah teknologi yang belum terbukti.

Tidak ada perusahaan yang berhasil mendapatkan persetujuan untuk menggunakannya pada manusia sebelumnya.

Akan tetapi, dengan jumlah kematian yang meningkat di seluruh dunia pada Maret 2020, Jansen menggunakan platform vaksin baru.

Sebagai kepala penelitian dan pengembangan vaksin di perusahaan obat AS Pfizer, Jansen memimpin upaya pembuatan rekor untuk menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 perusahaan itu aman dan efektif pada manusia.

Timnya berhasil mencapai prestasi tersebut hanya dalam 210 hari, dari awal pengujian pada April hingga penyelesaian uji klinis fase III pada November.

6. Peneliti virus China, Zhang Yongzhen

Pertarungan ilmiah internasional melawan Covid-19 dimulai pada 11 Januari di Shanghai.

Saat itulah ahli virologi Zhang Yongzhen, setelah beberapa hari ragu, setuju untuk membagikan secara online genom virus yang menyebabkan penyakit mirip pneumonia di Wuhan, Cina.

Ceritanya menunjukkan kepada dunia bahwa ini adalah virus corona jenis baru, dan mirip dengan yang menyebabkan wabah SARS (sindrom pernapasan akut parah) pada 2003.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved