Virus Corona di Jabar

Pemkot Ajukan Rumah Sakit Darurat di Tiga Tempat, Bahaya Jika Kasus Covid-19 Terus Meningkat  

Pemerintah Kota Bandung meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyediakan rumah sakit (RS) darurat sebagai tambahan tempat isolasi pasien OTG.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Tiah SM
Wali Kota Bandung Oded M Danial. Oded mengajukan penyediaan rumah sakit darurat untuk merawar masyarakat terpapar Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyediakan rumah sakit (RS) darurat sebagai tambahan tempat isolasi pasien orang tanpa gejala (OTG) Covid-19

Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengatakan, saat ini tempat isolasi yang ada di Kota Bandung sudah penuh, meski sempat dilakukan penambahan tempat tidur di RSKIA.

"Kalau kita tidak ambil keputusan ini, ke depan akan bahaya jika terus terjadi peningkatan," ujar Oded di Balai Kota Bandung, Kamis (3/12/2020).

Menurutnya, ada tiga lokasi yang akan diajukan untuk menjadi RS darurat yakni, SOR Arcamanik, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), dan GOR Padjajaran.

"Keterisian ruang isolasi di beberapa rumah sakit di Kota Bandung sudah mencapai 87,15 persen. Masih tersisa 116 TT (tempat tidur) dari total 903 TT yang disediakan," katanya.

Kemudian, khusus untuk OTG, keterisian ruang isolasi (hotel) sudah mencapai 64,06 persen, masih tersedia 23 TT dari total 64 TT yang disediakan. 

"Kita berharap tentunya tidak ada yang mengisi lagi di waktu ke depan," ucapnya. 

Oded memastikan, untuk kesiapan pengoperasian RS darurat akan didukung oleh tenaga kesehatan yang mumpuni agar bisa mendorong kesembuhan pasien OTG.

"Saya kira (tenaga kesehatan) sudah siap," katanya.

Patuhi Protokol Kesehatan

Oded M Danial minta kepada warga Kota Bandung meningkatkan protokol kesehatan karena Kota Bandung saat masuk zona merah. 

"Warga Kota Bandung harus waspada karena Covid di Kota Bandung masih tinggi, jadi minta agar memperketat memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak," ujar Oded saat Jumpa pers di Balai Kota Bandung,  Kamis (3/12/2020).

Oded M Danial mengatakan, hasil penilaian pusat dilakukan self assesment yang kemudian menempatkan Kota Bandung saat ini berada pada zona risiko tinggi (merah) dengan indikator skor sebesar 1.7. 

"Saya ingatkan kepada masyarakat bahwa menjaga protokol kesehatan adalah sebuah keniscayaan yang harus terus dilakukan dengan disiplin yang tinggi," ujar Oded.

Baca juga: KPK Sisir 4 Ruangan di Gedung DPRD Jabar 8 Jam, Keluar Bawa Berkas Terkait Kasus Abdul Rozaq Muslim

Menurut Oded, data yang dimiliki Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung per 22 November hingga 2 Desember 2020, total konfirmasi 3.763 dengan total konfirmasi aktif sebanyak 881 orang.

"Temuan kasus harian konfirmasi positif Covid-19 terus meningkat dari bulan Oktober dan belum menunjukkan penurunan," ujar Oded. 

Oded mengatakan, kendati pasien sembuh sudah cukup signifikan penambahannya, namun persentase angka kesembuhan di Kota Bandung menurun hingga ke poin 73,5 persen. turun sebesar 9,85 persen dari sebelumnya.

"Angka kematian di Kota Bandung akibat Covid-19 bertambah menjadi total 116 pasien, namun persentase kematian kasus turun 0,73 persen menyentuh angka 3,08 persen," ujar Oded.

Baca juga: Mayat TKI Berusia 18 Tahun Asal Tangerang Ditemukan di Dalam Koper, Ini FaktanyaTKI

Oded menegaskan, Kota Bandung sangat serius menghadapai pandemi ini. Dia mengatakan, penambahan kasus harian konfirmasi positif diperoleh dari hasil swab test di laboratorium. 

Setelah terkonfirmasi langsung dilakukan pelacakan/penyelidikan epidemiologi kepada kontak yang diikuti dengan swab test kepada orang orang yang berkontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif tersebut.

Oded mengatakan, faktor faktor yang memengaruhi peningkatan kasus positif di Kota Bandung antara lain, peningkatan kegiatan pelacakan dengan dilakukan pemeriksaan tes masif di berbagai tempat, pelaksanaan tracing dan testing.

"Meningkatnya positif karena kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan kian menurun," ujar Oded.

Selain itu dampak dari libur panjang yang menyebabkan banyak orang yang masuk dan keluar Kota Bandung.

Penambahan angka Covid positif karena mulai dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga menimbulkan tingginya interaksi dan pergerakan orang. 

Kasus positif aktif meningkat dari klaster perkantoran dan tempat kerja yang berdampak pada penularan di lingkungan keluarga.

Baca juga: 15 Rumah Tertimbun, 40 Rumah Terancam Longsor di Talegong Garut, Tak Ada Korban Jiwa

Ruang Isolasi Kian Sesak

Oded mengatakan, keterisian ruang isolasi di beberapa rumah sakit Kota Bandung sudah mencapai 87,15 persen,masih tersisa 116 tempat tidur dari total 903 tempat tidur yang disediakan.

Khusus untuk orang tanpa gejala (OTG), menurut Oded, keterisian ruang isolasi (hotel) sudah mencapai 64,06 persen, masih tersedia 23 tempat dari total 64 tempat tidur yang disediakan.

"Kita berharap, tentunya, tidak ada yang mengisi lagi di waktu ke depan," kata Oded.

Oded mengatakan, sebaran kasus Covid-19 dalam lingkup klaster keluarga di Kota Bandung mencapai 205 kasus konfirmasi aktif. Terbanyak  ada di Kecamatan Antapani.

Berdasarkan data per tanggal 30 November 2020, ada 20 kasus konfirmasi aktif di Antapani.

Mayoritas sebaran kasus di klaster keluarga adalah terjadi di rumah.

Kasus konfirmasi aktif klaster keluarga mencapai 205 per tanggal 30 November 2020. 

Oded kembali mengingatkan kepada masyarakat yang harus berkegiatan di luar rumah pada saat pulang jangan langsung berkontak dengan anggota keluarga.

"Biasakan bersih-bersih atau mandi dahulu dan simpan pakaian yang telah digunakan untuk segera dicuci. Setelah itu jika perlu silakan gunakan masker di rumah. Dengan ini penyebaran kasus klaster keluarga dapat dicegah," pinta Oded. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved