Covid-19 Dinilai Bukan Lagi Pandemi tapi Sindemi, Apa Itu Sindemi? Ini Penjelasannya
Sindemi Covid-19 Dicky mengatakan, sindemi Covid-19 memang terjadi di beberapa negara yang terdampak parah Covid-19, seperti Amerika Serikat.
Melihat kondisi Covid-19 saat ini, Horton menilai semestinya bukan dianggap sebagai pandemi, melainkan sebagai "sindemi".
Sindemi adalah akronim yang berasal dari kata sinergi dan pandemi.
Artinya, penyakit seperti Covid-19 tidak berdiri sendiri.
Baca juga: Waspada Second Wave Covid, Menyebar dikalangan Orang Tanpa Gejala,
Lantas, apa itu sindemi?
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, istilah sindemi pertama kali dikemukakan oleh Merrill Singer pada pertengahan 1990-an.

" Sindemi adalah kumpulan atau kejadian dari dua atau lebih epidemi secara bersamaan atau berurutan atau bisa juga suatu kejadian kelompok penyakit dalam suatu populasi dengan interaksi biologis, yang memperburuk prognosis dan beban penyakit yang sudah ada," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).
Namun, Dicky mengatakan bahwa sindemi bukanlah bagian gradasi atau perubahan tingkat yang dikenal dalam bidang public health.
Dia mengatakan, ada beberapa tingkatan dalam bidang tersebut, secara berurutan yaitu: Wabah lokal atau Kejadian Luar Biasa (KLB) Wabah nasional atau Bencana Nasional Epidemi Pandemi
"Selain itu enggak ada lagi. Saat ini belum ada hierarki yang dianggap lebih tinggi daripada itu," kata Dicky.
Dia mengatakan, sindemi adalah sebuah pendekatan metodologis yang berasal dari kata sinergitas dan epidemi.
Artinya, ada beberapa epidemi di suatu negara, benua, atau global yang bersinergi menjadi masalah kesehatan, baik itu regional, nasional, maupun global.
Baca juga: Klaster Keluarga di Bandung Masih Mendominasi, Wali Kota Bandung Ingatkan Hal ini
"Contoh dari pendekatan sindemi ini antara lain obesitas dengan diabetes dan penyakit jantung. Itu jadi sindemi. Karena obesitas itu kan orang overweight, nah orang overweight itu bersinergi menjadi orang yang gampang terkena diabetes," kata Dicky.
"Sehingga epidemi diabetes juga meningkat. Kemudian orang yang obesitas dan diabetes, gampang banget terkena penyakit jantung atau stroke. Itu juga epidemi, karena sekarang hal itu sudah mengglobal juga, di banyak negara terjadi," imbuhnya.
Sindemi Covid-19 Dicky mengatakan, sindemi Covid-19 memang terjadi di beberapa negara yang terdampak parah Covid-19, seperti Amerika Serikat.
"Sinergitas itu terjadi antara Covid-19 dengan orang obesitas, orang diabetes, orang penyakit jantung, hipertensi, ini membuat kondisi Covid-19 nya semakin buruk," kata Dicky.