Covid-19 Dinilai Bukan Lagi Pandemi tapi Sindemi, Apa Itu Sindemi? Ini Penjelasannya

Sindemi Covid-19 Dicky mengatakan, sindemi Covid-19 memang terjadi di beberapa negara yang terdampak parah Covid-19, seperti Amerika Serikat.

Editor: Ravianto
pixabay/pete linforth
Ilustrasi penyebaran virus corona di dunia 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus Covid-19 masih terjadi di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia.

Hingga kini belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 akan berakhir.

Saat pandemi Covid-19, muncul juga beragam istilah di dunia kesehatan salah satunya adalah istilah pandemi.

Belakangan muncul istilah Sindemi, sebenarnya apa sih arti sindemi? Berikut penjelasannya.

Dikutip dari Kompas.Com, penularan virus corona penyebab pandemi Covid-19 masih terus terjadi di berbagai belahan dunia. Diberitakan Kompas.com, Jumat (13/11/2020), mengutip data dari Worldometers pukul 05.15 WIB, virus corona telah menginfeksi sebanyak 53.003.790 orang di seluruh dunia.

Gambar yang menunjukan virus Corona Virus SARS-Cov-2 yang menginfeksi sel manusia
Gambar yang menunjukan virus Corona Virus SARS-Cov-2 yang menginfeksi sel manusia (ISTIMEWA)

Covid-19 juga telah mengakibatkan kematian global 1.297.476 orang, sedangkan sebanyak 36.922.736 orang dikabarkan sembuh dari infeksi virus corona.

Baca juga: Waspada Libur Akhir Tahun, Gubernur Jabar Minta Bupati dan Wali Kota Lakukan Hal Ini

Sementara itu, ada lima negara yang tercatat memiliki kasus infeksi tertinggi virus corona, yaitu:

Amerika Serikat: 10.840.868 kasus

India: 8.727.900 kasus

Brasil: 5.779.383 kasus

Perancis: 1.898.710 kasus

Rusia: 1.858.568 kasus

Muncul istilah sindemi

Kendati berbagai strategi dan kebijakan telah dilakukan, sejumlah ilmuwan dan pakar kesehatan menilai hal itu masih terlalu terbatas untuk menghentikan laju infeksi yang disebabkan virus corona baru, SARS-CoV-2.

"Semua intervensi kita berfokus pada memotong jalur penularan virus untuk mengendalikan penyebaran patogen," kata Richard Horton, pemimpin redaksi jurnal ilmiah The Lancet, seperti dikutip BBC, Kamis (12/11/2020).

Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan COVID-19
Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan COVID-19 ()
Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved