Gara-gara Rilis Balada Semburan Naga, The Panturas Jalani Persidangan di DCDC Pengadilan Musik

Di tengah pandemi The Panturas terus berkarya. Ini yang membuat mereka harus berurusan dengan dua jaksa di DCDC Pengadilan Musik.

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Kemal Setia Permana
Keseruan dalam DCDC Pengadilan Musik edisi 43 yang menghadirkan The Panturas sebagai terdakwa. Mereka diadili karena mengeluarkan mengeluarkan single Balada Semburan Naga di tengah pandemi. 

Meski dicecar jaksa, penasehat hukum mampu menunjukkan bukti kepada hakim bahwa The Panturas sangat layak merilis single dan tetap berkarya di masa pandemi ini.

Suasana Pengadilan Musik Virtual yang digelar DCDC Pengadilan Musik, Kamis (12/11/2020). The Panturas menjadi terdakwa di DCDC Pengadilan Musik edisi 43 ini.
Suasana Pengadilan Musik Virtual yang digelar DCDC Pengadilan Musik, Kamis (12/11/2020). The Panturas menjadi terdakwa di DCDC Pengadilan Musik edisi 43 ini. (Tribun Jabar/Kemal Setia Permana)

Seperti saat The Panturas ditanya memakai huruf s di belakang nama pantura. "S itu menunjukkan selatan. Jadi mereka mewakili pantai utara dan selatan," kata Rully.

Hakim Man Jasad kemudian memutuskan bahwa The Panturas didakwa bebas dan tidak bersalah, namun mereka wajib memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh DCDC Pengadilan Musik.

"The Panturas dinyatakan bebas dari dakwaan namun wajib merilis single secepat mungkin," ujar Hakim Man dalam putusannya.

Perwakilan Atap Promotions yang bekerja sama dengan DjarumCoklat Dot Com (DCDC} dalam penyelenggaraan DCDC Pengadilan Musik, Gio Vitano, mengatakan di masa pandemi ini, DCDC Pengadilan Musik tetap menegakkan ruh-nya sebagai ajang promosi bagi para talent, baik band, solo, musisi lainnya yang akan merilis album atau untuk promo lainnya.

Pemilihan The Panturas yang menjadi terdakwa dalam episode 43 ini, kata Gio, karena mereka akan merilis single pada 13 November ini.

"Jadi di Pengadilan Musik ini mereka kami bongkar terkait perilisan single di masa pandemi, evennya kami lakukan secara streaming karena memang kondisi pandemi ini kami harus tetap menjalankan protokol kesehatan, sehingga digelar tanpa penonton. Penonton cukup di rumah saja menonton secara streaming, " ujar Gio.

Gio menambahkan The Panturas juga merupakan band yang unik karena meski termasuk generasi milenial namun mereka membawakan musik bergenre rock selancar kontemporer yang tenar di zaman dulu.
The Panturas sendiri mengawali karier bermusik dengan merilis debut single ‘Fisherman Slut’ pada 2016.

"Tidak disangka bahwa musik rock selancar yang telah disangka punah di Indonesia ternyata menemukan geliat baru lewat single ini," kata Gio.

Pada 2018 mereka memberanikan diri untuk merilis album perdana yang diberi judul ‘Mabuk Laut’. Ibarat sudah kadung memproklamirkan dirl sebagai band rock selancar kontemporer maka mereka perlahan mulal membangun citra tidak hanya lewat karya lagu saja.

Seni visual yang mereka munculkan selalu berhubungan dengan laut dan kehidupan pantal dengan kemasan gaya tahun tujuh puluhan lengkap dengan unsur komedi yang satir.

Single Balada Semburan Naga sendiri bercerita tentang percakapan dua orang pria. Yang pertama adalah pria muda yang hendak berkencan dengan seorang gadis.

Sementara pria kedua adalah bapak dari si gadis tersebut. Percakapan keduanya berlangsung kocak dan seru.

Baca juga: Hadirkan Ardhito Pramono, DCDC Pengadilan Musik Kembali Sapa Pencinta Musik Secara Virtual

Baca juga: Jalani Sidang di DCDC Pengadilan Musik, Ratusan Coklat Friend Jadi Saksi Parahyena Bebas Berkarya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved