Jalani Sidang di DCDC Pengadilan Musik, Ratusan Coklat Friend Jadi Saksi Parahyena Bebas Berkarya
Kembali, DCDC Pengadilan Musik hadirkan terdakwa band independen yang punya daya tarik luar biasa di kalangan pencintanya termasuk para Coklat Friend.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kembali, DCDC Pengadilan Musik menghadirkan terdakwa grup band indie atau independen yang mempunyai daya tarik luar biasa di kalangan pencintanya termasuk para Coklat Friend.
Helatan DCDC Pengadilan Musik edisi ke 41 ini menyeret grup band yang bernama Parahyena, yang ternyata sudah dikenal di kalangan penggemar indie musik Kota Bandung.
Dan nyatanya saat persidangannya digelar di The Kantin Nation Panas Dalam, Jalan Ambon No 8A, Kota Bandung, Jumat (28/2/2020), tak hanya para penggemar setianya, ratusan Coklat Friend pun turut hadir sehingga suasana pun terasa makin semarak.

Kekhasan band beraliran pop folk ini membuat Parahyena dikenal sebagai band berkonsep akustik yang memiliki iri khas tersendiri.
Namun karena keunikan ini pula, Parahyena yang digawangi Sendy Novian (Guitalele, Vokal), Fariz Alwan (Bangsing), Radi Tajul (Gitar), Iman Surya (Violin), Saipul Anwar (Kontra Bass), dan Fajar Aditya ( Cajon) harus rela diseret ke meja hijua DCDC Pengadilan Musik. Mereka harus mempretangungjawabkan karya-karya mereka, termasuk karya terbaru, di hadapan Jaksa Penuntut Budi Dalton dan Pidi Baiq.
Namun parahyena mendapat pembelaan dari Tim Pembela yang ditempati oleh Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung.
DCDC Pengadilan Musik dipimpin oleh Hakim Man (Jasad) dan diatur oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera.
Jaksa Penuntut Budi Dalton bertanya soal single pertama berjudul Penari yang dirilis pada 2016. Sebab meski dibentuk 2014, single pertama baru rilis pada 2016.
"Kenapa judulnya penari dan mengapa begitu lama?" tanya Budi.
Menurut salah seorang personel, Sendy, single Penari terilhami dari kondisi kampus tempat mereka berasal yaitu ISBI.

Menurutnya, di kampus terdapat begitu banyak kegiatan sehari-hari yang terkait dengan seni, mulai yang tradisional hingga yang modern..
"Misalnya banyak yang bermain gamelan, banyak penari dan lain-lain, itu mengilhami kami," ujarnya.
Sementara Pidi Baiq bertanya soal nama Parahyena yang diambil sebagai nama band. Menurut Pidi, nama Parahyena merupakan sebuah nama yang cukup unik dan asing.
"Karena itu mengambil nama hewan, mengapa mengambil nama band dari nama hewan, apa filosofinya?" tanya Pidi.