DUA SEKTOR USAHA INI yang Jadi Andalan Produksi Jabar di Tengah Pandemi, Ekspornya Capai 3 Triliun

Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terus fokus dalam peningkatan usaha di bidang pangan tersebut, baik untuk pemenuhan pangan domestik maupun ekspor.

humas jabar
ILUSTRASI: Gubernur Jabar Ridwan Kamil secara langsung melepas seremoni ekspor 16 ton kopi arabika Java Preanger Jabarano ke Sydney, Australia, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (9/10/20). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sektor tanaman pangan dan hortikultura menjadi salah satu dari lima sektor lapangan usaha yang masih tetap eksis di masa pandemi Covid-19 di Jawa Barat.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terus fokus dalam peningkatan usaha di bidang pangan tersebut, baik untuk pemenuhan pangan domestik maupun ekspor.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar, Dadan Hidayat, mengatakan berdasarkan data Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bandung, nilai transaksi ekspor sektor pertanian sepanjang 2020 untuk komoditas sayuran mencapai 2.774.054 kilogram dan nilai transaksi mencapai Rp 46 miliar dengan negara tujuan China, Thailand, dan Singapura. 

Baca juga: Dua Tahun Lagi, Wagub Sebut Seluruh Desa dan Kelurahan di Jabar Punya Hafiz atau Penghafal Alquran

Baca juga: Hari Ini Penyaluran Tahap II Subsidi Upah Termin Kedua, Menaker Bantah Menunda

Baca juga: Habib Rizieq Siap Rekonsiliasi dengan Pemerintah

Selain itu, ekspor komoditas buah sebanyak hampir 2.540.961 kilogram dengan transaksi Rp 44 miliar, dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, China, dan Hong Kong.

Ekspor tanaman obat mencapai 10.800 kg senilai Rp 312 juta dengan negara tujuan Singapura, serta tanaman hias sebanyak 74,520 batang senilai Rp 2,49 miliar, dengan 54 negara tujuan seperti Turki, Amerika Serikat, Jepang, hingga Italia. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Jabar menempati peringkat pertama provinsi pengekspor di Indonesia dengan nilai ekspor pada Januari-September 2020 mencapai 19,11 miliar dolar Amerika Serikat atau 16,31 persen dari total ekspor Indonesia periode tersebut. 

“Berdasarkan data total ekspor sejak awal tahun 2020 di Jawa Barat telah mencapai angka Rp 3 triliun. Orientasi ekspor adalah salah satu solusi yang akan dijadikan alternatif dalam konteks pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat ke depan,” katanya melalui siaran digital, Jumat (13/11/2020).

Untuk menggenjot aktivitas eskpor di Jawa Barat, beberapa waktu lalu pun diluncurkan aplikasi Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia atau Indonesian Map of Agriculture Commodities Exports (I-MACE).

Aplikasi yang dicanangkan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Republik Indonesia ini berisi informasi kegiatan ekspor komoditas pertanian di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian seluruh Indonesia.

I-MACE diharapkan dapat digunakan Pemprov Jabar dalam pembangunan pertanian serta mendorong pertumbuhan komoditas pertanian berorientasi ekspor.

Para pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengakses informasi yang cukup terkait ketersediaan produk pertanian berorientasi ekspor baik dari sisi jumlah, kawasan, serta negara tujuan dan berujung pada peningkatan ekspor pertanian.

Aplikasi I-MACE berisikan data serta merta atau real time lalu lintas produk pertanian yang diekspor dengan harapan dapat dijadikan informasi bagi para pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah dalam mengembangkan kawasan pertanian berorientasi ekspor

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menggenjot ekspor produk unggulan pangan di masa pandemi global Covid-19.

Setelah ekspor ubi di September dan kopi pada Oktober lalu, kali ini Jabar mengekspor sayuran dan buah-buahan hingga tanaman hias seperti kaktus. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved