Maulid Nabi Muhammad SAW
Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Ulama Hafal 300 Ribu Hadis
Sebagian umat Islam Indonesia dan dunia akan melakukan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi. Apa hukum memperingati Maulid Nabi?
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Besok adalah hari libur nasional memperingati hari besar Islam, Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sebagian umat Islam Indonesia dan dunia akan melakukan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
Apa hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?
Dalam sebuah ceramah Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah boleh.
Baca juga: Bacaan Shalawat Nabi yang Diajarkan oleh Rasulullah SAW, Sambut Maulid Nabi dengan Perbanyak Ibadah
Ustadz Abdul Somad mengikuti ssejumlah ulama besar yang hafal lebih dari 300 ribu hadis.
"Saya hanya mengikuti Al Hafiz Ibnu Hajar Alaskolani, Jalalludin Abdurrahman Assuyuti. Beliau-beliau ulama hafal 300 ribu hadis. Terserah jamaah, yang penting saya tidak mengatai orang," jelas Ustaz Abdul Somad.
Beberapa dalil yang bisa menjadi rujukan bolehnya melakukan peringatan Maulid Nabi, menurut Ustadz Abdul Somad adalah riwayat tentang seorang kafil Abu Lahab yang dicela Allah SWT, tapi diringankan azab api neraka karena dia memiliki rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam riwayat itu, pada setiap Senin, Allah SWT meringankan azab api neraka Abu Lahab setiap hari Senin karena senang menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Kalau si kafir Abu Lahab yang dicela Allah SWT, kekal selamanya di api neraka, menurut riwayat diringankan azabnya setiap hari Senin, karena senang menyambut kelahiran Rasulullah. Bagimana dengan orang yang senang datang ke muludan, cinta kepada Rasululah sepanjang hidupnya, mati dalam keadaan bertauhid?" tanya Ustadz Abdul Somad.
Baca juga: Arie Untung Buang Tas Istrinya yang Bikinan Prancis Berharga Jutaan Rupiah, Rekan Artis Bereaksi
Baca juga: Soal Kartun Nabi Muhammad, Perancis Banyak Dikecam, Pemimpin Muslim Perancis Desak Umat Mengabaikan
Dia kemudian menjelaskan dalil berikutnya. Yakni, amalan puasa Asyuro yang disunahkan dilakukan umat Islam sebagai bentuk rasa syukur Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Firaun.
"Puasa Asyuro itu dilakukan tiap tahun sebagai rasa syukur Allah SWT selamatkan Nabi Musa. Apakah ada yang lebih besar lagi, peristiwa yang rasa syukurnya lebih besar? Ada. Yaitu, kelahiran Nabi Muhammad SAW," jelasnya.
Kemudian, Ustadz Abdul Somad menceritakan nikmat Iman dan Islam yang didapati oleh umat Islam.
Dua nikmat itu datang karena kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maka, sebagai bentuk rasa syukur, memperingati Maulid Nabi Muammad SAW tidaklah dilarang.
Bukti Cinta Kepada Rasulullah
Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini oleh Umat Islam Indonesia dikenal sebagai maulid Nabi Muahmmad SAW.