Gus Nur Ditangkap
GUS NUR Ditangkap, Rumah Didatangi 30 Polisi Malam Hari, Tersangka Hina NU, Ini Cerita Sang Anak
Setelah ada laporan terkait ujaran kebencian, penceramah Sugi Nur Rahardjo alias Gus Nur ditangkap Bareskrim Polri. Anak sebut rumah ditangi 30 polisi
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
"Nur Sugi sudah berulang kali mengumbar celotehan yang menimbulkan kemarahan bagi warga NU," lanjut dia.
Diketahui, beberapa hari lalu Gus Nur memang dilaporkan oleh beberapa aliansi masyarakat dan santri.
Baca juga: Hajar Kekasih Setelah Hape Dibanting, Pria yang Mengaku Tim Sukses Anak Jokowi Digelandang Polisi
Ia dilaporkan karena dianggap telah menghina NU.
Rumadi menilai ucapan Gus Nur tidak mencerminkan akhlak yang baik dari seorang muslim.
Lakpesdam PBNU pun juga berpandangan bahwa penegakan hukum tidak hanya dialamatkan pada Gus Nur, tetapi juga pihak yang memproduksi dan menyebarkan konten ujaran kebencian melalui kanal YouTube.
"Lakpesdam PBNU percaya, Polri akan melalukan penegakan hukum secara adil. Warga NU juga tidak perlu terpancing dan melakukan tindakan yang tidak perlu," kata dia.
Pihak Kepolisian menangkap Sugi Nur Raharja alias Gus Nur pada Sabtu (24/10/2020).
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, Gus Nur ditangkap di kediamannya di Malang, Jawa Timur.
Awi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai apa penyebab Gus Nur ditangkap.
Ia hanya mengatakan, Gus Nur kini berstatus sebagai tersangka.
"Ya sudah jadi tersangka," ucap dia.
Baca juga: Punya Harta Rp 1,1 Miliar dan Rp 949 Juta, Ini Paslon Termiskin di Pilkada Kabupaten Sukabumi
Aliansi Santri Jember melaporkan Sugi Nur Raharja ke Polres Jember, Senin (19/10/2020).
Ia dilaporkan karena diduga menghina NU dalam sebuah video wawancara dengan Refly Harun di YouTube.
“Kami melaporkan atas komentarnya di media sosial YouTube saat acara bersama saudara Refly Harun,” kata Ketua Dewan Pembina GP Anshor Jember, Ayub Junaidi.
Pernyataan yang dinilai menghina adalah saat Gus Nur mengumpamakan NU sebagai bus umum yang sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya adalah PKI, liberal dan sekuler. (*)
