Lebih Cepat Deteksi Virus, Tapi Kenapa Rapid Antigen Test Jarang Dipakai? Ini Penjelasannya
Baru-baru ini, World Health Organization (WHO) menyetujui rapid antigen test untuk mendeteksi virus corona.
Semua protein di dalam tubuh yang tidak berasal dari materi genetik Anda kemungkinan besar berasal dari patogen dan harus dihancurkan. Inilah peran dari sistem imun tubuh.
Ketika sistem imun mendeteksi protein asing, sel darah putih–terutama sel B–akan membentuk antibodi untuk menghancurkannya.
Antibodi sendiri adalah protein dengan bentuk seperti huruf Y yang dapat menggandeng protein patogen untuk kemudian membasminya.
Bentuk antibodi yang dihasilkan ini tidak langsung cocok dengan bentuk protein patogen saat pertama kali menggandengnya.
Tapi, sel darah putih akan terus menghasilkan antibodi baru yang menyesuaikan bentuk patogen.
Sehingga, pada akhirnya bentuk antibodi dan protein patogen bisa cocok.
Protein asing yang memicu suatu proses pembuatan antibodi ini disebut antigen.
Makanya, antigen akan terdeteksi ketika virus sedang aktif menggandakan dirinya.
Karena itulah juga, rapid antigen test paling tepat dilakukan ketika Anda baru saja terinfeksi coronavirus.
Kenapa begitu? Karena sebelum antibodi muncul untuk melawan virus, ada antigen yang tengah merangsang pembentukannya. Keberadaan antigen itulah yang dideteksi oleh tes rapid.
Sama seperti rapid antibody test, ada kemungkinan juga hasil yang dikeluarkan rapid antigen test tidak akurat.
Salah satu alasannya adalah hasil yang Anda dapatkan mungkin saja positif palsu.
Ini artinya, virus yang terdeteksi bukanlah SARS-CoV-2, melainkan virus lain seperti influenza.
Mengapa hasilnya bisa tidak akurat?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, antigen biasanya ditemukan pada masa awal infeksi.