Lebih Cepat Deteksi Virus, Tapi Kenapa Rapid Antigen Test Jarang Dipakai? Ini Penjelasannya
Baru-baru ini, World Health Organization (WHO) menyetujui rapid antigen test untuk mendeteksi virus corona.
Caranya dengan melakukan swab atau mengusap bagian dalam hidung atau tenggorokan untuk mengambil sampel tersebut.
Meski caranya sama, waktu yang dibutuhkan rapid antigen detection test (RADT) untuk mendapatkan hasilnya sekitar 30 menit.
Sedangkan PCR atau swab test memerlukan, minimal 2 – 5 jam, termasuk pengambilan sampel.
Perbedaan lain antara PCR dan swab antigen test yakni:
PCR dapat mendeteksi materi genetik virus sesedikit apapun.
Makanya, hasil PCR mungkin saja positif walaupun virus dalam tubuhnya sudah tidak memiliki daya menginfeksi.
Sementara itu, rapid antibody test mendeteksi antibodi seseorang setelah beberapa waktu melawan virus.
Karenanya, tes jenis ini cenderung tidak efektif mendeteksi virus saat infeksi baru saja terjadi.
Rapid antigen test dipercaya lebih akurat dibanding rapid antibody test karena tes antigen dilakukan untuk mendeteksi virusnya bukan respons tubuh terhadap virus (antibodi).
Sebenarnya, apa itu swab antigen test?
Swab antigen test biasanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit pernapasan akibat virus influenza atau respiratory syncytial virus (RSV).
Namun, U.S. Food and Drug Administration (FDA) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk menjadikan tes antigen guna mengidentifikasi virus penyebab Covid-19.
Dikenal juga dengan rapid antigen test, swab antigen test merupakan tes diagnostik cepat yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus corona.
Apa lagi itu antigen?
Sistem kekebalan tubuh manusia bekerja dengan cara sederhana.