Banjir Bandang Terjang Garut

Banjir Bandang di Garut Senin Disebut Lebih Dahsyat dari Tahun 2011, Warga Sudah Berjaga

Warga tak menyangka, hujan yang terjadi sejak Minggu (11/10) sore membuat Sungai Cipalebuh meluap dan merendam rumah warga.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Ravianto
ISTIMEWA
Banjir bandang melanda Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Daerah pesisir pantai selatan itu ditimpa banjir sejak Senin (12/10/2020) dini hari. Tampak sebuah mobil coba diselamatkan oleh warga di salah satu lokasi yang terdampak banjir bandang. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kemarin siang, ratusan warga di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut membersihkan rumah dari endapan lumpur.

Wilayah itu jadi salah satu lokasi yang cukup parah diterjang banjir bandang.

Warga tak menyangka, hujan yang terjadi sejak Minggu (11/10) sore membuat Sungai Cipalebuh meluap dan merendam rumah warga.

Sejak Minggu pukul 22.00, warga di Pameungpeuk telah bersiaga mengantisipasi banjir. Air di beberapa sungai yang ada di Pameungpeuk mulai naik.

Puncaknya sekitar pukul 04.00, air mulai meluap ke pemukiman warga.

Selain Pameungpeuk, banjir bandang juga menerjang Kecamatan Cibalong dan Cikelet.

Tak hanya banjir bandang, longsor dan pergerakan tanah juga melanda tiga kecamatan lain yakni Cisompet, Peundeuy, dan Pamulihan.

Ade Patah (42), warga Kampung Sukapura Desa Mandalakasih mengatakan, banjir bandang tahun ini disebut lebih dahsyat dibanding kejadian serupa pada 2011.

Sembilan tahun yang lalu, rumah Ade juga terkena banjir bandang karena lokasinya tak jauh dari Sungai Cipalebuh.

"Makanya pas kemarin (Minggu) hujan lebat, warga sudah berjaga melakukan ronda. Saat air naik, saya juga lagi ronda dan kasih tahu warga buat mengungsi. Soalnya air sudah mulai meluap ke jalan," ujar Ade yang menyebut rumah miliknya terendam hingga bagian jendela, Senin (12/10).

Ade bersama warga terpaksa harus mengungsi pukul 04.00 karena air sudah merendam rumah mereka. Bahkan air sudah hampir menutup jembatan.

"Dulu sempat terjadi tahun 2011. Sama-sama cukup parah juga banjirnya kayak dulu. Apalagi tadi pagi ada jalan yang terendam juga. Sawah di dekat Sayangheulang juga banyak yang terendam," ucapnya.

Ateng Juhana (62), warga Kampung Sukapura, Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk menyebut, hujan mulai melanda kampungnya pada Minggu (11/10) pukul 18.30. Sekitar pukul 22.00, air dari Sungai Cipalebuh mulai meluap.

"Warga sudah waspada mau banjir soalnya debit air terus meningkat. Jam setengah 3 subuh, air sudah mulai naik dan banjir terjadi menjelang subuh," ucap Ateng.

Air merendam rumahnya setinggi pinggang orang dewasa. Sejumlah barang berharga di dalam rumah ikut terendam air dan tak bisa diselamatkan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved