Demo Tolak UU Cipta Kerja
Tolak UU Cipta Kerja, Ribuan Buruh Long March dari PT Kahatex ke Perbatasan Sumedang-Bandung
Polres Sumedang menurunkan 150 personel untuk mengawal aksi Long March ribuan buruh dari berbagai serikat buruh
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Polres Sumedang menurunkan 150 personel untuk mengawal aksi Long March ribuan buruh dari berbagai serikat buruh di ruas Jalan Bandung-Garut perbatasan Sumedang, Selasa (5/10/2020).
Aksi Long March tersebut untuk menolak UU Cipta Kerja yang sudah disahkan karena dinilai merugikan semua buruh, sehingga mereka pun meminta pengesahannya untuk segera dibatalkan atau dicabut.
Kanit Turjawali Polres Sumedang, Iptu Dadang Komara mengatakan, sebanyak 150 personel yang diturunkan untuk mengawal aksi Long March ribuan buruh tersebut merupakan anggota gabungan.
"Anggotanya gabungan, dari Satlantas, Sabhara, dan Intel.
Tugasnya ada yang mengatur lalu lintas serta mengawal aksi long march," ujarnya saat ditemui di lokasi.
• Dari Cleaning Service hingga Dokter Spesialis Positif Covid-19, RSUD Cideres Majalengka Pun Ditutup
Dengan adanya petugas gabungan tersebut, pihaknya memastikan arus lalu lintas masih bisa bergerak meskipun terjadi kemacetan yang jaraknya cukup panjang di kedua arah.
"Kami melakukan pengalihan arus lalu lintas jika terjadi kemacetan dan melakukan buka tutup," kata Dadang.
Sebelumnya, Ketua KASBI Bandung Raya Slamet Prianto, mengatakan, berdasarkan data awal sebelum aksi, ada 1.000 buruh yang siap melakukan aksi unjukrasa. Namun, jumlah tersebut akan terus bertambah setelah semua buruh bergabung dalam aksi tersebut.
• UU Cipta Kerja Munculkan Gelombang Penolakan, Ini Pasal-pasal Kontroversial di Bab Ketenagakerjaan
"Semua buruh akan turun sesuai instruksi dari pusat," katanya.
Mereka melakukan aksi long march dari mulai PT Kahatex hingga menuju daerah perbatasan Sumedang-Bandung. Dalam aksi unjuk rasa ini, mereka mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Sambil membawa atribut lengkap dan berorasi, ribuan buruh tersebut terus bergerak untuk menyampaikan aspirasinya agar RUU Cipta Kerja yang sudah disahkan bisa dibatalkan karena dipastikan akan merugikan para buruh.