Kisah Kehebatan Panglima Besar TNI Pertama, Jenderal Soedirman, Tetap Bergerilya Meski Sakit Keras

Lewat Surat Keputusan (SK) 10 Desember 1964, Pemerintah Indonesia menjadikan Jenderal Soedirman sebagai Pahlawan Nasional.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Intisari
Jenderal Soedirman, Sang Guru yang jadi Panglima Besar: jenderal yang tak sudi dilecehkan 

Moral para pejuang lagi-lagi berhasil diangkat oleh motivasi dan pemikiran Jenderal Soedirman.

Hingga akhirnya, serangan besar-besaran dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 1 Maret 1949 dengan fokus penyerangan di Yogyakarta.

Jenderal Soedirman, Sang Guru yang jadi Panglima Besar: jenderal yang tak sudi dilecehkan
Jenderal Soedirman, Sang Guru yang jadi Panglima Besar: jenderal yang tak sudi dilecehkan (Intisari)

Pada pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB, sirine dibunyikan sebagai pertanda serangan dilakukan di segala penjuru kota.

Dari sektor sebelah barat sampai batas Malioboro dipimpin Letkol Soeharto.

Di sektor timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dan timur oleh Mayor Sardjono.

Di sektor utara dipimpin Mayor Kusno.

Sementara di sektor kota dipimpin Letnan Amir Murtopo dan Letnan Masduki Pasukan Indonesia berhasil menguasai Kota Yogyakarta selama 6 jam.

Peristiwa tersebut dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret.

Itulah salah satu kisah melegenda dari Jenderal Soedirman.

17 Ucapan Selamat HUT ke-75 TNI 5 Oktober 2020, Sinergi untuk Negeri, Pasang Jadi Status WhatsApp

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman wafat di Magelang.

Dia wafat di usia sangat muda, yaitu 34 tahun akibat sakit TBC yang dideritanya.

Jenderal Soedirman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Lewat Surat Keputusan (SK) 10 Desember 1964, Pemerintah Indonesia menjadikan Jenderal Soedirman sebagai Pahlawan Nasional.

Ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang.

Soedirman memang sosok Panglima TNI yang hebat.

Meski kondisinya sedang sakit keras, dia masih bisa memimpin gerilya dalam perang yang mustahil dimenangkan Indonesia.

Saking hebatnya sosok Soedirman, sampai muncul anggapan bahwa Sang Jenderal merupakan orang sakti.

Dari dulu sampai sekarang, beredar mitos kehebatan Soedirman yang mampu menghalau pesawat tempur Belanda hanya bermodal sebilah keris.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved