Botram dan Dangdutan, Enggak Takut Nih? Menteri Itu Luar Biasa Disiplin Tapi Bisa Kena Covid-19

Mengapa? Karena kita tak pernah tahu, di tengah kerumunan itu apakah semua negatif dari Covid-19 atau positif. Jika ingin mengantisipasi dampak buruk tertuluar Covid-19, sebaiknya kegiatan-kegiatan yang sifatnya massal dihindari.

Untuk Anda ketahui, pada Senin (21/9/2020), secara nasional kasus virus corona bertambah 4.176 kasus. Data dari Kementerian Kesehatan RI ini juga mencatat, Provinsi Jawa Barat memberikan sumbangan kasus positif virus corona sebanyak 680 kasus.

Angka tersebut menjadikan Jawa Barat terbanyak kedua setelah DKI Jakarta dengan penambahan 1.352 kasus.

Tren kenaikan kasus positif virus corona ini membuat ormas MUI mengeluarkan surat edaran. Di antara isinya adalah mewajibkan umat Islam untuk mengikuti protokol kesehatan.

Bahkan untuk daerah dengan penambahan kasus Covid-19 tinggi, umat Islam dianjurkan untuk kembali beribadah di rumah, tidak di masjid.

Belakangan, hajat demokrasi Pilkada Serentak yang dikhawatirkan menjadi klaster pilkada, diusulkan untuk ditunda. Mantan Wakil Presien Jusuf Kalla pun menganjurkan demikian. Untuk apa menggelar Pilkada kalu rakyat sakit.
Semua ikhitiar itu dilakukan karena bukanlan rekayasa. Faktanya banyak orang sakit dan meninggal. Maka, apakah kita masih akan melanjutkan botram dan dangdutan di tengah pandemi virus corona? (*)