SOROT
Botram dan Dangdutan, Enggak Takut Nih? Menteri Itu Luar Biasa Disiplin Tapi Bisa Kena Covid-19
BERITA Menteri Agama Fachrul Razi positif Covid-19 dibagikan di banyak grup WhatsApp. Beritanya pun menjadi viral.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Kisdiantoro, Wartawan Tribun Jabar
BERITA Menteri Agama Fachrul Razi positif Covid-19 dibagikan di banyak grup WhatsApp. Beritanya pun menjadi viral.
Kondisi Fachrul Razi, kata staf khusus menteri agama, dalam keadaan baik. Namun untuk mempercepat pemulihan, dia diisolasi di rumah sakit.
Mengapa berita Fachrul Razi positif Covid-19 begitu menjadi perhatian?
Sosoknya sebagai orang penting di kementerian yang menaungi umat Islam, pemeluk agama terbanyak di Indonesia, adalah hal yang menarik.
Sebagai seorang menteri, Fachrul Razi tentu sangat paham dengan protokol kesehatan. Kedisiplinannya tak diragukan. Apalagi dia mantan petinggi militer yang tak main-main soal disiplin.
Soal kebutuhan asupan gizi agar tubuh tetap bugar dan mampu melawan virus, tentu saja sangat baik.
Alasan lain isu ini menjadi perhatian karena penambahan jumlah kasus virus corona di Indonesia kini terus bertambah dan tinggi. Jawa Barat kerap masuk jajaran daerah penyumbang kasus virus corona tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta.
Kembali ke menteri agama, kok dia bisa terkena virus corona? Tentu saja bisa. Sebab, virus corona ini tak memandang jabatan, status kaya atau miskin, dan orang baik atau jahat.
Karena virus corona ini tak kasat mata, upaya yang utama dilakukan adalah pencegahan atau antisipasi terkena.
Pemerintah Kota Bandung dan daerah-daerah lain di Jawa Barat sudah membuat kebijakan dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Di Kota Bandung, Wali Kota Oded M Danial menutup sejumlah ruas jalan dalam tiga waktu, pagi, sore, dan malam. Tujuannya adalah untuk memecah kerumunan massa, karena berpotensi menjadi klaster atau pusat penyebaran virus corona.
Lalu mewajibkan warga menggunakan masker. Kebijakan ini berlaku di semua daerah di Jawa Barat. Maka, tak heran jika Anda mendapati razia masker di jalanan.
Semua kebijakan itu tentu akan membawa konsekwensi, bahkan dampak tidak menguntungkan bagi sebagian orang. Misal, pedagang menjadi sepi, penampilan-penampilan kesenian terhenti, dan pekerja kembali diminta kerja dari rumah. Kota jadi sepi.
Protes pun wajar. Hanya, adanya aksi botram di jalanan yang ditutup di Kota Bandung dan aksi goyang dangdut di Sumedang, semestinya tak dilakukan.