Pengelola Wisata Alam Pemandian Air Panas Cimanggu Harus Kedepankan Persoalan Ekologi
Wisata alam Cimanggu, Ciwidey, Kabupaten Bandung, menyimpan potensi pariwisata cukup besar.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Giri

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wisata alam Cimanggu, Ciwidey, Kabupaten Bandung, menyimpan potensi pariwisata cukup besar. Namun, perlu menimbang faktor konservasi alam dalam pengelolaannya.
Forum Komunikasi Kader Konservasi (FK3I) Indonesia mendorong kementerian terkait secara selektif memilih perusahaan atau personal yang mengajukan diri mengelola lumbung wisata itu.
"Kami meminta agar KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) melihat langsung fakta lapangan. Siapa pun yang menjadi pengelola wajib mengedepankan kepentingan masyarakat, ekologi, dan keamanan terhadap kebencanaan," ujar Koordinator FK3I Jabar, Dedi Kurniawan, kepada Tribun via ponselnya, Jumat (21/8/2020).
Menurutnya, ke depan yang terpenting terus memperkuat fungsi kawasan. Sehingga para pengelola turut memperhatikan kesejahteraan masyarakat hingga pelestarian lingkungan.
"Dari mementingkan, keuntungan harus sudah diubah ke arah peningkatan cara pengelolaan wisata di kawasan konservasi dengan status taman wisata alam," katanya.
Dasar tersebut, karena sumber daya alam kian menipis. Semisal, hutan banyak hilang, resapan air sebagai pemandian beberapa titik kering yang turut berdampak semuanya bagi masyarakat dan investor.
Pihaknya mendorong calon pengelola agar melakukan diskusi dan dialog publik terhadap rencana pengelolaan. Serta mempunyai pengalaman pada bidang sosial budaya, ekonomi lingkungan, manajerial hingga dasar kecintaan terhadap kawasan yang melibatkan warga sekitar secara penuh.
"Pengusul dilakukan skema tes ketat dan membuat komitmen agar tak salah pilih," ujarnya. (*)