Bendera Buatan Kampung Bendera, Leles, Dijual Hingga ke Majenang dan Palu
ARI Heriyana (38), warga Kampung Kandang Kidul, Desa Kandangmukti, Kecamatan Leles terpaksa menjual bendera merah putih produksi perajin di Kampung Be
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Ia maklum dengan kondisi saat ini, daya beli masyarakat berkurang.
• Kampung Bendera di Leles Tetap Berkibar di Tegah Pandemi Covid-19, Meski Permintaan Bendera Menurun
"Bendera kecil biasa saya jual Rp 20 ribu ditawar Rp 10 ribu. Yang dijual Rp 35 ribu ditawar Rp 15 ribu.
"Animo warganya juga tidak terlalu bagus dibanding saat di Sulawesi," ujarnya.
Ari akan menjual bendera di Majenang hingga tanggal 16 Agustus. Ia berharap, mendekati hari kemerdekaan bendera yang dijualnya bisa banyak dibeli.
"Namanya jualan ada ramai, ada sepinya. Saya juga maklum. Bendera masih ada yang beli juga sangat bersyukur.
"Mudah-mudahan bisa habis lah bendera yang saya bawa," katanya.
Sepulang berjualan dari Jawa Tengah, Ari bersama teman-temannya sudah diminta pihak desa untuk langsung melakukan karantina mandiri.
Ia juga tak ingin, keluarga dan tetangganya khawatir dengan kepulangannya dari luar daerah.
• Big Match Liga Champions, Barcelona vs Bayern Muenchen, Quique Setien Peringatkan Kubu Lawan
"Risiko lah kalau pulang harus karantina dulu. Saya dan yang lain juga sadar kalau dari habis luar daerah.
"Datang ke rumah bakal diam dulu, enggak akan kemana-mana. Katanya juga akan di rapid tes waktu sampai Garut," ucapnya.
Kampung Bendera Leles
Kecamatan Leles, Kabupaten Garut sudah dikenal sebagai kampung bendera sejak puluhan tahun lalu.
Mendekati bulan Agustus atau Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, jadi bulan yang dinanti warga di Leles.
Biasanya mereka bisa mengeruk keuntungan besar karena bendera produksi Leles bisa berkibar seantero penjuru tanah air.
Tak hanya memproduksi bendera, warga Leles langsung menjualnya ke seluruh Indonesia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kampung-bendera-leles-garut.jpg)