Ajip Rosidi Melelang Lukisan untuk Membangun Perpustakaan di Jalan Garut

AJIP Rosidi, ketika mulai membangun Perpustakaan Ajip Rosidi di Bandung, melelang koleksi lukisan kesayangannya. Hasilnya untuk membeli gedung dan kem

TRIBUN JABAR/JANUAR PH
Dadan Sutisna, Sekretaris Yayasan Rancage, melihat-lihat buku di Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Kamis (30/7/2020). 

AJIP Rosidi, ketika mulai membangun Perpustakaan Ajip Rosidi di Bandung, melelang koleksi lukisan kesayangannya. Hasilnya untuk membeli gedung dan kemudian membangunnya.

Lewat perjuangan yang tak kenal lelah, Perpusatakaan Ajip Rosidi diresmikan Wakil Gubernur Deddy Mizwar pada 15 Agustus 2015.

Sebelumnya, Ajip telah memiliki Perpustakaan Jati Niskala di tempat tinggalnya, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dalam naskah pidato peremian perpustakaan itu, Kang Ajip menyebut ingin mewujudkan idenya itu karena dia melihat sedikit sekali orang Sunda yang ingin mempelajari kesundaan dan kebudayaan Sunda.

Dia menyebut lebih mudah membuat Ensiklopedi mengenai Jawa dan kebudayaannya, mengenai Bali dan kebudayaannya, begitu juga mengenai Minangkabau dan kebudayaannya, daripada membuat Ensiklopedi mengenai Sunda.

Gedung Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut Nomor 2, Kota Bandung.
Gedung Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut Nomor 2, Kota Bandung. (jabarprov.go.id)

Menurut Kang Ajip, di Perpustakaan Nasional memang ada bahan-bahan mengenai Sunda dan kebudayaannya, begitu juga di beberapa perpustakaan lain, tapi tidak ada yang khusus.

"Itulah sebabnya untuk keperluan menyusun Ensiklopedi Sunda, saya sengaja tinggal di Leiden, Belanda, sebulan.

Di san lebih untuk 'menguras' buku-buku dan bahan-bahan lainnya mengenai Sunda dan Kebudayaannya yang terdapat di perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal--, Land—en Volkenkunde)," kata Kang Ajip di bagian lain pidatonya.

Ide Kang Ajip itu sejalan dengan rekomendasi konferensi Budaya Sunda Internasional di Gedung Merdeka 2011.

Rekomendasi tersebut satu di antaranya menyebut, orang Sunda harus memiliki pusat dokumentasi, berupa perpustakaan, atau apapun bentuknya.

"Di dalamnya harus menampung berbagai dokumen, arsip, bahan literasi dan lain-lain, tentang kebudayaan Sunda," kata Dadan Sutisna, Sekretaris Yayasan Rancage kepada Tribun, Kamis (30/7/2020).

Menurut Dadan, gagasan awal pendirian perpustakaan memang dari Kang Ajip. Pelaksanaannya pun langsung dilakukan oleh Kang Ajip.

Suasana Perpustakaan Ajip Rosidi yang berlokasi di Jalan Garut Nomor 2, Kota Bandung menjelang siang, Kamis (22/11/2018) tergolong sepi.
Suasana Perpustakaan Ajip Rosidi yang berlokasi di Jalan Garut Nomor 2, Kota Bandung menjelang siang, Kamis (22/11/2018) tergolong sepi. (Tribun Jabar/Ery Chandra)

Awalnya, kata Dadan, Kang Ajip, mendirikan Pusat Studi Sunda, yang kegiatannya satu di antaranya pendokumentasi berupa perpustakaan.

Menurut Dadan, Kang Ajip itu berprinsif jika memiliki gagasan harus terealisasikan.

Ketika gagasan itu, tersendat karena persoalan waktu dan lain-lain, Kang Ajip akan tetap menyelesaikannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved