Positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon Tambah 20 Orang, Tracing 130 Orang Lainnya Harus Swab Test
Jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon bertambah 20 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 pasien
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon bertambah 20 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 pasien berasal dari klaster Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, dari hasil tracing ditemukan 130 orang yang menjadi kontak erat 16 pasien tersebut.
Pihaknya juga telah melakukan swab test terhadap 130 orang itu di Balai Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (26/7/2020).
• Pandemi Covid-19, MUI KBB Bolehkan Salat Iduladha Berjemaah di Masjid maupun di Lapangan
"Kemarin sudah diswab test, tapi hasilnya belum keluar, kami masih menunggu," ujar Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Enny berharap, hasil uji laboraturium dari 130 orang yang kontak erat tersebut negatif.
Diketahui mereka berasal dari tiga desa di Kecamatan Plered, yakni, Desa Trusmi Kulon, Desa Trusmi Wetan, dan Desa Wotgali.
Ia mengakui jumlah kontak erat 16 pasien tersebut bisa bertambah karena tracing contact masih dilakukan.
"Tracing masih berjalan, kalau ada penambahan kontak erat langsung diswab test," kata Enny Suhaeni.
Ia mengatakan, seluruh kontak erat 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga telah diimbau tidak keluar rumah untuk sementara waktu.
• Pengacara Djoko Tjandra Foto dengan Ketua MA, MA Didesak Mendalaminya tentang Pelanggaran Kode Etik
Menurut dia, hal tersebut bertujuan mencegah penyebaran virus corona lebih meluas di kawasan Plered.
Selain itu, Pemkab Cirebon juga telah merencanakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Mikro di tiga desa tersebut.
"PSBM di Desa Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, dan Wotgali diberlakukan secepatnya, sekarang masih dibahas untuk teknisnya," ujar Enny Suhaeni.