PPDB SMK Kota Bandung

PPDB Bikin Pusing, Orangtua Calon Siswa di Kota Bandung Masih Antre Hingga Sore Hari

Puluhan orangtua dibuat pusing dengan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur zonasi

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ichsan
tribunjabar/nazmi abdurrahman
PPDB Bikin Pusing, Orangtua Calon Siswa Masih Antre Hingga Sore Hari 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Puluhan orangtua dibuat pusing dengan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur zonasi dan perpindahan orangtua.

Menurut pantauan Tribun, hingga pukul 16.30 WIB, sejumlah orangtua calon siswa masih mengantre untuk mengadukan masalahnya ke Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (29/6/2020).

Berbagai macam masalah dirasakan para orangtua siswa, mulai dari yang data anaknya tiba-tiba hilang atau tidak terdaftar, dikalahkan jarak calon siswa yang lebih jauh hingga masalah kuota yang sudah habis.

Dedi Pratama (58) asal Jalan Cipedes tengah, Sukajadi, Kota Bandung mengaku bingung dengan sistem zonasi tahun ini. Sebab, rumahnya yang berjarak sekitar satu kilo meter dari sekolah tujuan tidak mendapat kuota karena sudah habis oleh siswa lain yang jaraknya paling jauh 900 meter.

Kelahiran Meningkat Saat Pandemi Covid-19, Akseptor KB Khawatir Gunakan Implan dan Jarum Suntik

"SMP 15, itu paling dekat, tapi tidak keterima, karena SMP 15 itu sudah habis sama warga yang jaraknya paling jauh 900 meter, (di sana) lapisan masyarakatnya tebal sekali, jadi kalah sama yang depan," ujar Dedi, saat ditemui di Kantor Disdik, Senin (29/6/2020).

Berbeda dengan tahun lalu, kata dia, pendaftaran zonasi itu dibagi menjadi dua, yakni zonasi murni dan kombinasi. Sehingga, warga yang tinggal di daerahnya tetap mendapat tempat di SMP 15.

"Tahun kemarin itu lebih bagus, ada jalur zona kombinasi, jadi nilai akademik digabung sama jarak,
jadi ketika kalah jarak, bisa digabung dengan nilai," katanya.

Depi Suryadin (47) warga asal Cijambe, mengeluhkan data anaknya hilang di website PPDB, padahal jarak dari rumahnya ke SMP 50 sekitar 900 meter.

Kapolresta Tasikmalaya Ziarah ke Makam Mantan Kapolri Jenderal Banurusman di Kawalu Tasikmalaya

"Kamis malam data sementara itu sudah masuk, besoknya (Jumat) nama anak saya hilang, padahal jaraknya 900 meter, katanya sih kegeser sama yang lain," ujar Depi.

Depi mengaku pusing dengan sistem zonasi kali ini. Sebab, dari rumahnya hanya SMP 50 yang paling dekat.

"Lumayan memusingkan sih, apalagi ini pertama kali saya daftarin sekolah anak, secara zonasi paling dekat SMP 50, ini sudah masuk jalur zonasi," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved