Duh, Hacker Diduga Retas Data Diri Pasien Covid-19 Indonesia, Dijual di Dark Web dengan Harga Segini

Data yang dihimpun berisi data sensitif berupa nama, nomor telepon, alamat, hasil tes polymerase chain reaction (PCR), dan lokasi pasien dirawat.

samacharhindi.in
Ilustrasi 

TRIBUNJABAR.ID - Data diri pasien Covid-19 merupakan dokumen rahasia pemerintah. Sayangnya, keamanan data tersebut kini dipertaruhkan.

Pasalnya, dara diri pasien Covid-19 telah diperjualbelikan oleh peretas atau hacker di situs dark web.

Dilansir dari Kompas.com, peretas tersebut mengklaim memiliki 231.636 data pribadi pasien Covid-19.

Hasil Liga Italia, Juventus Menang 2-0 Atas Bologna, Cristiano Ronaldo Cetak Gol Ke-22

Data tersebut dijual seharga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,2 juta di situs Raid Forums, situs yang digunakan hacker untuk menjual data pengguna Tokopedia beberapa waktu lalu.

Data yang dihimpun berisi data sensitif berupa nama, nomor telepon, alamat, hasil tes polymerase chain reaction (PCR), dan lokasi pasien dirawat. Di dalamnya juga tercantum kolom nomor induk kependudukan (NIK) meskpun tidak terisi.

Dilansir dari Kompas.id, hacker tersebut turut melampirkan sampel data yang berhasil diretas. Sampel itu terdiri atas tujuh nama WNI dan tiga WNA dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Bali.

Peretas juga mengklaim memiliki database dari daerah lain.

"Seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya," klaim peretas dalam e-mail saat coba dihubungi, Jumat (19/6/2020) lalu.

JADWAL PEMADAMAN LISTRIK PLN Hari Ini di Jabar, Sukabumi Padam 7 Jam, Ini Daftar Daerah yang Padam

Seperti diketahui, pemerintah selama ini selalu merahasiakan identitas identitas pasien Covid-19.

Pengungkapan identitas pada awal-awal kasus positif Covid-19 muncul pada Maret 2020 lalu, hanya menggunakan penomoran serta korelasi antara pasien tersebut dengan pasien lainnya.

Untuk melengkapi identitas guna keperluan jurnalistik, pemerintah hanya mencantumkan usia dan jenis kelamin, tanpa mengungkap nama pasien dan alamatnya.

Belakangan, pemerintah sudah tidak pernah mengungkap identitas pasien berikut korelasinya. Pemerintah hanya memberikan informasi terkait penambahan kasus harian, baik yang positif, sembuh maupun yang meninggal dunia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto angkat bicara soal temuan tersebut.

Ia menyatakan, pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

"Terima kasih, tinggal kita serahkan ke pihak berwajib saja," kata Yurianto, Sabtu (20/6/2020).

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved