Duh, Hacker Diduga Retas Data Diri Pasien Covid-19 Indonesia, Dijual di Dark Web dengan Harga Segini

Data yang dihimpun berisi data sensitif berupa nama, nomor telepon, alamat, hasil tes polymerase chain reaction (PCR), dan lokasi pasien dirawat.

samacharhindi.in
Ilustrasi 

Sementara itu, Yurianto tak menjawab saat ditanya bagaimana kebocoran data pribadi itu bisa terjadi.

Demikian halnya saat ditanya mengapa data tersebut bisa diperjualbelikan. Ia hanya menyerahkan persoalan itu kepada aparat yang berwajib.

Hasil Liga Italia, Juventus Menang 2-0 Atas Bologna, Cristiano Ronaldo Cetak Gol Ke-22

Ahli IT sekaligus pengajar ilmu komputer Universitas Sebelas Maret Rosihan Ari Yuana mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat data pribadi seseorang dicuri dari sebuah aplikasi.

Pertama, hal itu bisa disebabkan karena adanya celah keamanan dari sisi server. Kondisi seperti itu dapat terjadi apabila sistem firewall pada server  lemah.

Kedua, adanya celah keamanan pada sisi software, di mana bug yang ada di aplikasi atau software dijadikan hacker  atau cracker untuk masuk dan merusak hingga mencuri data.

"Iya hanya dari dua celah itu saja. Tapi celah yang mana perlu penyelidikan lebih lanjut. Bisa jadi satu celah atau bahkan dua-duanya," kata Rosi.

Anggota Komisi I DPR Sukamta meminta agar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN) menginvestigasi dugaan kebocoran data ini.

Bahkan, ia mendesak, agar pelaku dijatuhi sanksi bila terbukti melakukan pelanggaran hukum.

"Modus kejahatan ini tidak boleh dibiarkan agar tidak terulang lagi. Kominfo jangan hanya bilang aman-aman saja. Ini persoalan serius," kata Sukamta, Senin (22/6/2020).

Di lain pihak, Kemenkominfo dan BSSN mengklaim kebocoran data diri pasien Covid-19 aman atau tidak bocor.

Menkominfo Johnny G Plate memastikan hal itu setelah memeriksa database pasien Covid-19, baik melalui hasil interoperabilitas maupun cleansing data.

"Kami akan menelusuri berita tersebut dan berkoordinasi dengan BSSN yang membawahi keamanan dan recleansing data Covid-19," kata Johnny dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Sementara itu, Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan memastikan, tidak terjadi pembobolan yang mengakibatkan data penanganan pandemi Covid-19 bocor.

"BSSN telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas terkait untuk memastikan bahwa tidak ada akses tidak sah yang berakibat kebocoran data pada sistem elektronik dan aset informasi aktif penanganan pandemi Covid-19," tutur Anton melalui keterangan tertulis, Minggu (21/6/2020).

Menurut dia, BSSN telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan keamanan sistem elektronik.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved