Jembatan di Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya Ambruk Diterjang Arus Deras, Aparat Pun Bikin Rakit
Karena jembatan darurat sulit dibangun, aparat akhirnya membuat rakit penyeberangan di lokasi jembatan
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Karena jembatan darurat sulit dibangun, aparat akhirnya membuat rakit penyeberangan di lokasi jembatan ambruk yang menghubungkan Desa Sindangasih dan Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (20/6/2020)
Jembatan sepanjang 38 meter dan lebar 4 meter membentang di atas Sungai Cimedang itu ambruk diterjang arus deras, Jumat (19/6/2020). Beruntung tak ada korban, karena musibah terjadi dini hari saat warga terlelap.
Dandim 0612 Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana, mengatakan, saat dilakukan survei lapangan, ternyata tak memungkinkan dibuat jembatan darurat secara cepat.
"Sebagai solusi cepat kami buat rakit penyeberangan agar mobilitas warga setidaknya bisa dilakukan lagi," kata Imam, seusai meninjau lokasi pembuatan rakit.
• Sempat Dirawat di RSUD R Syamsudin Sukabumi, Seorang Pasien Positif Covid-19 Sembuh
Rakit terbuat dari gelondongan bambu sebanyak 10 potong dengan panjang sekitar delapan meter. Rakit kemudian dicantolkan dengan roda katrol ke bentangan tali baja yang diikatkan di kedua sisi sungai.
Pergerakan rakit saat menyeberang ditarik menggunakan tambang plastik, bergiliran dari kedua tepi sungai. Karena arus sungai masih deras, saat rakit menyeberangkan warga dikawal tiga petugas.
"Menjelang sore, pembuatan sarana penyeberangan darurat ini selesai dan langsung diuji coba. Sekarang sudah bisa dipergunakan," kata Dandim.
Warga yang mendapat pelayanan penyeberangan pertama adalah seorang ibu rumah tangga berserta seorang kerabatnya.
• Kemenkes Segera Bantu Alat-alat Penanganan Covid-19 Hasil Inovasi Jabar untuk Diproduksi Massal
Proses penyeberangan berjalan sekitar 10 menit dan cukup menegangkan karena arus masih cukup kuat. Penyeberangan berjalan lancar dan ibu itu pun dibantu petugas naik ke permukaan.
Terkait upaya perbaikan permanen, menurut Imam, itu sudah kewenangan pemerintah. "Kami hanya membantu penanganan darurat agar mobilitas warga tetap berjalan," ujarnya.