Kawasan Puncak Akan Jadi Target Rapid Test Akhir Pekan Ini, Masyarakat Diminta Tidak Takut

Penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat dalam tiga hari terakhir mengalami peningkatan kembali setelah berminggu-minggu melandai.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat dalam tiga hari terakhir mengalami peningkatan kembali setelah berminggu-minggu melandai. Sebagian besar kasus positif baru ini muncul di daerah sekitar DKI Jakarta, yakni Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

Contohnya pada Selasa (16/6), angka penambahan kasus positif Covid-19 di Jabar ada 40 kasus, 26 di antaranya berasal dari Kota Depok.

Pada Rabu (17/6), penambahan kembali tinggi di angka 41 pasien baru, sembilan di antaranya dari Kabupaten Bekasi, delapan di Kota Depok, dan tujuh di Kota Bogor.

Kemudian pada Kamis (18/6), angka penambahannya meningkat jadi 52 orang sehingga secara kumulatif jumlah pasien positif Covid-19 di Jabar mencapai 2.758 orang.

Padahal sebelumnya, penambahan kasus positif Covid-19 harian di Jabar di bawah 20 kasus, yakni hanya 19 pasien pada 12 Juni, bertambah 15 pasien pada 13 Juni, kemudian 17 pasien pada 14 Juni, dan bertambah 19 pasien pada 15 Juni.

Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Hermansyah, mengatakan untuk mengatasi penyebaran Covid-19 di daerah Bodebek, apalagi dengan adanya euforia masyarakat untuk berwisata, Pemprov Jabar akan menggelar rapid test di kawasan Puncak, akhir pekan ini.

"Pelacakan atau deteksi dini direncanakan dilaksanakan Sabtu dan Minggu, ada kegiatan rapid test di daerah Puncak. Mudah-mudahan ini juga upaya kami untuk mengetahui seberapa jauh penyebaran di daerah sana. Karena kita tahu bahwa minggu-minggu kemarin juga kita melihat bahwa begitu penuhnya Puncak ini," kata Hermansyah di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (18/6/2020).

Upaya pelacakan dini ini pun dilakukan, katanya, karena di kawasan wisata ini upaya masyarakat untuk melakukan jaga jarak masih sangat kurang.

Di sisi lain, masyarakat diminta untuk tidak takut dengan upaya rapid test.

"Karena ini sebenarnya upaya kami untuk melakukan pencegahan terhadap penularan yang lebih besar. Jadi kita tidak perlu berlebihan untuk menanggapi hal itu, kemudian juga jangan ada lagi menstigma orang-orang yang positif," katanya.

Pengetesan ini, katanya, adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, di antaranya melalui pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Siska Gerfianti, mengatakan kemampuan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat sudah bisa melakukan pengujian terhadap lebih dari 2.000 sampel per hari. Dengan demikian, fenomena bottle neck atau penumpukan sampel yang akan diuji sudah tidak ada.

"Sampai minggu lalu, sudah habis sampelnya. Jadi sudah tidak ada bottle neck, sudah diperiksa semua sehingga katanya minggu lalu teman-teman di Labkesda Jabar istilahnya haus sampel," katanya.

Karenanya, kini pengujian sampel difokuskan juga di program PSBM yang dilakukan secara keliling ke kawasan-kawasan yang memiliki kasus Covid-19 tinggi di Jabar. Dengan hilangnya fenomena bottle neck atau penumpukan sampel Covid-19, katanya, hasil pengujian yang awalnya membutuhkan waktu berhari-hari untuk diketahui, kini bisa dalam hitungan jam atau keesokan harinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved