Pakar Sebut Tidak Ada Bukti Cuaca dan Geografis Indonesia Hambat Penyebaran Virus Corona

Ternyata cuaca dan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis tidak terbukti menghambat penyebaran virus corona.

Editor: Theofilus Richard
EPA-EFE/STR via Kompas.com
Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. 

TRIBUNJABAR.ID - Ternyata cuaca dan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis tidak terbukti menghambat penyebaran virus corona.

Hal itu disampaikan Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Ia mengatakan bahwa temuan data dari China juga menyebut tidak ada keterkaitan antara iklim dan cuaca dengan penyebaran virus corona.

Bahkan di negara yang lebih tropis semisal, Ekuador, juga masih ditemukan kasus pasien terinfeksi virus corona.

Ekuador adalah negara di benua Amerika yang memiliki sebagian hutan Amazon dan juga dilalui garis katulistiwa.

Berdasar data JHU Covidtracker, saat ini Ekuador memiliki total kasus Covid-19 sebanyak 3.465 dengan 318 kematian.

Andrea Dian Bahagia, Akhirnya Sembuh dari Covid-19, Cerita Seperti Apa Dirawat Akibat Virus Corona

Tak terpengaruh cuaca

Pada penelitian awal ditemukan bahwa angka reproduksi (Ro) virus corona relatif sama tingginya baik di cuaca kering, dingin, dan juga wilayah tropis dengan kelembaban tinggi seperti Guangxi, China dan Singapura.

Dicky juga memaparkan dari peneliti di Harvard bahwa mengingat vrus SARS-CoV-2 merupakan virus baru pada manusia, maka Covid-19 akan mudah menyebar di setiap musim karena manusia belum memiliki kekebalan.

Karena itu dalam penelitian tersebut juga menekankan pentingnya melakukan intervensi isolasi orang yang terinfeksi, menjaga jarak fisik dan lainnya.

"Virus corona penyebab Covid-19 dapat menyebar di setiap wilayah dan lokasi geografis, sehingga upaya utama yang perlu dilakukan adalah test, trace, treat, isolate dan adaptasi perilaku pencegahan dengan mengesampingkan faktor cuaca dan geografis," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (5/3/2020).

Cegah Penyebaran Virus Corona, Lebih dari 20 Ribu Pemudik di Ciamis Dipantau

Skenario terburuk

Dicky menambahkan, dalam strategi penanganan pandemi ada beberapa prinsip yang harus diketahui dan dipahami. Salah satunya adalah selalu mengambil skenario terburuk dalam upaya antisipasi.

"Kenapa harus yang terburuk? karena ini menyangkut nyawa manusia dan juga dampak besar yang bisa ditimbulkan," tutur dia.

Dia mencontohkan, walaupun ada beberapa penelitian terbaru "mengklaim" bahwa faktor geografis di khatulistiwa dan cuaca panas "diduga" mempengaruhi kecepatan penyebaran Covid-19, maka rekomendasinya sebagai praktisi global health security dan peneliti pandemi tetap memilih upaya pencegahan dan antisipasi.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved