Kampus Telkom Tunda Wisuda
Cegah Corona, Telkom University Tunda Wisuda, Ini Penjelasan Rektor, Pengamat Sempat Tanggapi Begini
Keputusan Telkom University yang terpaksa menunda prosesi wisuda periode II karena khawatir penyebaran virus corona Covid-19 sempat ramai dibicarakan
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keputusan Telkom University (Tel-U) yang terpaksa menunda prosesi wisuda periode II yang seharusnya digelar pada 27-28 Maret 2020, karena khawatir penyebaran virus corona Covid-19 sempat ramai menjadi perbincangan.
Pengamat pendidikan Cecep Darmawan, sebelumnya sempat menanggapi dengan menyarankan agar Telkom University mempertimbangkan kembali penundaan wisuda tersebut.
Prosesi wisuda periode II Telkom University itu ditunda hingga Agustus mendatang.
• KABAR TERKINI Kasus Virus Corona di Jawa Barat, Dari 706 Kini 448 ODP di Jabar, 3 Pasien Positif

Penundaan prosesi wisuda sebagai upaya pencegahan penularan virus corona Covid-19 bagi sivitas akademika Telkom University dan menindaklanjuti surat edaran Kemendikbud nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan.
"Pada prinsipnya wisuda merupakan kegiatan seremoni semata dan di sana ada pengumpulan massa dalam jumlah besar. Maka penundaan ini (wisuda) sebagai bentuk antisipasi atau proteksi. Bila tidak, kemungkinan bisa menjadi hal yang sangat merugikan kita ke depan, bukan hanya Tel-U tapi juga seluruh sivitas akademika, karena kita tidak pernah tahu siapa saja yang telah terinfeksi," ujar Rektor Tel-U, Prof Dr Adiwijaya SSi MSi di Kampus Tel-U. Jumat (13/3/2020).
Prof Adiwijaya menuturkan, untuk kegiatan wisuda per tahun di Telkom University diselenggarakan selama tiga kali periode yaitu, Maret, Agustus, dan November.
Bisa mahasiswa tidak bisa mengikuti wisuda pada bulan Maret karena ditunda, maka bisa ikut di periode berikutnya.
• Wisuda Telkom University Ditunda, Mahasiswa Kecewa: Orang Tua Kadung Beli Tiket Pesawat & Hotel
• BREAKING NEWS: Antisipasi Corona, Telkom University Tunda Wisuda 1.400 Mahasiswanya
Ia berharap, masalah Covid-19 dapat segera mereda dan pelaksanaan wisuda dapat kembali seperti semula terlebih di China sebagai negara asalnya wabah ini pun mulai berangsur membaik.
Prof Adiwijaya mengakui ada protes keluarga mahasiswa akibat penundaan gelaran wisuda tersebut.
Bahkan, ucapnya, ada keluarga mahasiswa yang telah membeli tiket pergi-pulang ke Bandung.
Setelah diberikan penjelasan terkait alasan kebijakan itu, termasuk melalui surat edaran resmi kepada para mahasiswa dari pihak fakultas, ucapnya, sebagian besar keluarga mahasiswa mengapresiasai penundaan wisuda tersebut.
Menurutnya, upaya pengawasan dan pendektesian kondisi kesehatan dari 2.000 calon wisudawan serta keluarga mereka akan sulit dilakukan di tengah peningkatan kasus Covid-19 secara nasional.
"Pro kontra dari sebuah kebijakan akan selalu ada. Untuk kasus ini, kami telah menilai risiko yang paling kecil dari kebijakan yang kami ambil ini. Sekali lagi perlu dipahami, yang kami selamatkan bukan masalah value dari institusi ini, tetapi keselamatan dari sivitas akademika dan masyarakat banyak," ucapnya.
• Ada Spanduk Larangan Aksi Kamisan di Bundaran Kampus Telkom University
• Seorang Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Ruang Isolasi RSUP Persahabatan
Dalam kesempatan ini, Prof Adiwijaya pun mempersilakan mahasiswa bila ingin mengambil kembali uang pendaftaran wisuda di bulan Maret. Namun yang bersangkutan tidak akan terdaftar dalam sidang wisuda bulan Agustus nanti.
"Perlu kami sampaikan, pihak mahasiswa tidak perlu khawatir akan keluarnya ijazah maupun transkrip nilai akademis untuk melamar pekerjaan, karena sekali lagi wisuda hanya kegiatan seremoni. Ijazah dan transkrip sebenarnya sudah bisa diperoleh mahaswiswa setelah sidang mengikuti sidang yudisium," ujar Prof Adiwijaya.
Prof. Adiwijaya menambahkan, upaya pencegahan Covid-19 di lingkungan Telkom University pun telah dilakukan, di antaranya, membuat imbauan kepada seluruh sivitas akademika agar senatiasa menjaga kesehatan dan kebersihan, seperti menyediakan cairan antiseptik untuk pencuci tangan di setiap fakultas dan sarana fasilitas umum lainnya.
Pihaknya juga telah memfasilitasi adanya unit layanan kesehatan bernama Tel-U Wellness Cente, bagi para sivitas akademika, khususnya memiliki keluhan gejala menyerupai atau diduga Covid-19 untuk ditangani sedini mungkin.
Layanan ini juga siap dihubungi dan melayani kegawatdaruratan selama 24 jam.
"Layanan ini akan langsung berkoordinasi dengan tim dari Dinas Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Bandung, untuk mendapat penanganan pelayanan kesehatan sedini mungkin," katanya. (Tribun Jabar/Cipta Permana)
Laporan Wartwan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Cecep Darmawan, pemerhati kebijakan pendidikan menyarankan agar Telkom University mempertimbangkan kembali penundaan wisuda mahasiswa pada 26-28 Maret 2020. Meski wisuda ditunda itu hak sepenuhnya pihak kampus.
Dikatakan Cecep, kalau penundaan itu karena kejadian yang luar biasa, maka semua mahasiswa dan orang tua mahasiswa akan maklum.
"Tapi kalau terlalu ketakutan yang berlebihan perlu dipertimbangkan ulang, termasuk misalnya banyak orang yang sudah booking pesawat, meskipun bisa direfund," ujar Cecep, saat dihubungi, Kamis (12/3/2020).
• BREAKING NEWS: Antisipasi Corona, Telkom University Tunda Wisuda 1.400 Mahasiswanya

Selain itu, kata Cecep, pihak Telkom University pun akan lebih bijak memberikan penjelasan yang detail kepada orang tua mahasiswa dan mahasiswanya perihal penundaan wisuda akibat wabah corona.
Wabah virus corona ini, ujar Cecep, jangan sampai ditanggapi dengan kekhawatiran berlebih. Apalagi sampai mematikan aktivitas akademik.
"Prinsipnya harus hati-hati dan waspada, tapi jangan sampai mematikan aktivitas akademik, misalnya sampai sekolah atau kampus diliburkan gara-gara upaya pencegahan yang belum tentu di kampus itu ada yang terkena," katanya.
• Wisuda Telkom University Ditunda, Mahasiswa Kecewa: Orang Tua Kadung Beli Tiket Pesawat & Hotel
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun harus memperjelas apakah surat yang dikeluarkan itu bersifat wajib atau hanya imbauan
"Saya mempertanyakan apakah menteri mengatur sampai teknis wisuda juga harus ditunda, apakah event lain harus ditunda atau dilarang. Jadi apakah imbauan, perintah atau opsional saja," ucapnya.