Kina Terbukti Sembuhkan Pasien Virus Corona, Ridwan Kamil Dorong PT untuk Meneliti Kembali
Menurutnya peluang ini harus ditangkap oleh pihak akademisi, lembaga penelitian, atau para ahli untuk meneliti lebih jauh kemungkinan
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong perguruan tinggi, akademisi, dan lembaga di Jawa Barat bergotong royong mencari solusi penanganan virus corona Covid-19.
Dorongan ini muncul setelah pihaknya mendapat informasi bahwa pohon kina yang ditanam di Jawa Barat memiliki kandungan klorokuin fosfat, yang menurut hasil riset di Cina dan Amerika sudah berhasil menyembuhkan 100 pasien corona di Wuhan.
“Saya mendengar kabar baik ini kalau bahan untuk obat corona itu ada di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat, saya akan lihat kajiannya, sudah sejauh mana,” katanya di Bandung, Kamis (12/3).
Menurutnya peluang ini harus ditangkap oleh pihak akademisi, lembaga penelitian, atau para ahli untuk meneliti lebih jauh kemungkinan kina yang ditanam sejak puluhan tahun lalu di Jawa Barat ini bisa menjadi bahan yang mampu mencegah atau mengobati virus corona.
“Saya mendorong kampus terlibat aktif meneliti ragam kemungkinan bahan yang bisa jadi obat corona ini. Pemerintah tengah fokus melakukan penanganan dan pencegahan serta perawatan virus ini, kampus harus didorong untuk turut ambil bagian,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, WHO mencatat hingga Kamis (12/3), corona virus Covid-19 telah menginfeksi 118.326 orang dan lebih dari separuhnya sembuh.
Ternyata, sejumlah penelitian dari pasien yang sembuh ini menyebutkan obat untuk terapi penyembuhan penyakit tersebut yang paling ampuh di antaranya adalah klorokuin fosfat, yakni zat yang terkandung dalam pohon kina.
Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Apt. Keri Lestari, MSi., mengatakan di Indonesia, perkebunan kina terdapat di Jawa Barat.
Selama ini pohon kina diekstraksi dan dijadikan pil kina oleh Kimia Farma sebagai obat malaria.
"Hasil uji klinik sudah ada, dan disampaikan dalam sebuah conference pada 15 Februari 2020, bahwa klorokuin bermanfaat untuk mencegah dan mengobati corona virus," kata Keri melalui ponsel, Rabu (11/3).
Keri mengatakan pada 17 Februari 2020 lalu pun, Dewan Negara Cina dalam briefing-nya menyatakan bahwa klorokuin fosfat telah menunjukkan aktivitas yang nyata dengan tingkat keamanan yang dapat diterima dalam mengobati pneumonia pasien Covid-19, dalam uji klinis multisenter yang dilakukan di Cina.
Bahkan dalam studi in vitro baru-baru ini, katanya, klorokuin fosfat ditemukan dapat memblokir infeksi Covid-19 pada konsentrasi mikromolar rendah.
Studi yang dilansir US National Library of Medicine National Institutes of Health menunjukan setidaknya 100 pasien berhasil disembuhkan.
“Klorokuin biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria dan berkhasiat sebagai agen anti-inflamasi untuk pengobatan rheumatoid arthritis dan lupus erythematosus. Penelitian mengungkapkan bahwa klorokuin juga memiliki potensi aktivitas antivirus spektrum luas dengan meningkatkan pH endosom yang diperlukan untuk fusi virus atau sel, serta mengganggu glikosilasi reseptor seluler SARS-CoV,” tuturnya.
Keri mengatakan sangat mungkin jika obat penawar corona virus Covid-19 ini diproduksi kembali di Bandung, Jawa Barat. Selama ini, katanya, klorokuin diproduksi di pabrik milik Kimia Farma di Jalan Pajajaran, Kota Bandung.