Kasus Penyakit Virus Corona 2019 di China Mulai Menurun, Ini yang Patut Dicontoh dari China

Aylward menyebutkan hal yang patut diacungi jempol dari cara China menangani Covid-19 adalah kecepatan.

Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang positif terjangkit virus Covid-19 atau virus corona, dan saat ini berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. 

Ia menjelaskan bahwa apa yang China lakukan adalah dengan tidak panik, menyingsingkan lengan baju, dan mulai melakukan kerja secara sistematis untuk menemukan kasus.

“Dengan begitu Anda sangat bisa untuk menahan penyebaran virus, mencegah banyak orang terkena penyakit, dan menghindari kasus kematian,” tambahnya.

Pertanyaan yang kerap diterima Aylward adalah ‘memangnya mungkin, China dengan 15 juta populasi menutup rapat negaranya sendiri?’

“Jika Anda ingin mengisolasi wilayah, yang harus dilakukan adalah pemberian pemahaman kepada warga negara itu sendiri. Mereka harus tahu seperti apa bahayanya virus tersebut ketika tersebar,” lanjut ia.

Jadi, menurut Aylward, pastikan warga negara Anda tahu mengenai virus tersebut.

“Pastikan Anda memiliki mekanisme untuk bekerja sama dengan mereka dalam kecepatan tinggi lewat sistem kesehatan.

Kemudian, menyiapkan infrastruktur kesehatan yang mumpuni untuk investigasi kasus dan runutan kontak. Sebanyak 90 persen daerah di China melakukan hal ini,” tuturnya.

Lebih cepat sebuah wilayah mengisolasi diri, semakin cepat rantai penyebaran virus itu terputus.

Jaringan rumah sakit

Hal yang lain yang berpengaruh pada menurunnya kasus Covid-19 di China adalah jaringan antar rumah sakit yang terhubung dengan baik.

“Di China, mereka membuat jaringan besar untuk rumah sakit yang bisa merawat pasien Covid-19. Di banyak wilayah, tim medis siap mendatangi rumah Anda dan melakukan swab tenggorokan dan memberi tahu Anda hasilnya dalam 4-7 jam. Kecepatan adalah segalanya,” papar Aylward.

Pastikan bahwa pasien dan semua orang yang berkontak dengannya dikarantina dan dimonitor sampai diketahui benar bahwa orang-orang tersebut tidak terinfeksi.

Dari pengalaman Aylward, sekitar 5-15 persen kontak dekat (orang-orang terdekat) dengan pasien terinfeksi.

Tes gratis

Warga China yang dites laboratorium bukan ratusan, tapi ribuan. Oleh karena itu, untuk mendorong warga agar mau melakukan swab tenggorokan serta cek laboratorium, pemerintah China membayar semua tagihan tes bagi orang-orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan,

“Di China, mereka (pemerintah) menyadari bahwa uang merupakan perkara yang berkaitan dengan keinginan seseorang untuk cek kesehatan. Oleh karena itu mereka membayarkan tagihan bagi orang-orang yang tidak ter-cover asuransi,” lanjut Alyward.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved